Musyawarah
Mahasiswa Jurusan (MUSMAJUR) merupakan sebuah rutinitas rutin di setiap
organisasi intra kampus khususnya tiap Himpunanan Mahasiswa Jurusan untuk
menentukan seorang “nahkoda” baru disetiap tahunnya, Tak terkecuali untuk Himpunan Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam,
acara ini berlangsung di balai RT 08
Ketintang Barat, Surabaya. Kegiatan pemilihan demokrasi itu berlangsung dalam
tempo waktu dua hari yang dimulai dari tanggal 23 sampai dengan 24 Desember
2017.
Pada
awalnya kegiatan ini dijadwalkan dimulai pada hari sabtu jam 09.00 tetapi molor
sampai pada pukul 13.00 WIB. Kemoloran ini terjadi akibat dari para peserta
maupun panitia yang datangnya tidak tepat sesuai jam yang tertera pada surat
undangan. Acara dibuka dengan agenda pertama yaitu (LPJ) Laporan Pertanggungawaban
kepengurusan sebelumnya. Pembacaan LPJ ini berlangsung selama dua jam. Kemudian
disusul dengan pembacaan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga (AD-ART) yang selalu ada pada setiap organisasi
disertai revisinya. Dalam pembacaan Anggaran Dasar (AD) ini ada hal yang
menarik tepatnya pada pasal 4 mengenai lambang HMJ SPI. Ada seorang peserta
yang menanyakan tentang wacana perubahan lambang identitas mahasiswa sejarah,
namun ternyata wacana tersebut diperdebatkan dengan cukup alot. Dan pada
akhirnya peserta tersebut diberikan pengertian bahwa lambang tersebut sudah
lama dibentuk sejak berdirinya prodi Sejarah Peradaban Islam serta sudah
mempunyai makna filosofis untuk Himpunan Mahasiswa prodi Sejarah Peradaban
Islam.
Di
hari yang kedua tepatnya pada tanggal 24 Desember kegitan ini dilanjutkan untuk
pembacaan ART organisasi HMJ SPI. Pembacaan ART ini cukup singkat yang berlangsung
kurun waktu satu jam. Setelah itu barulah inti dari Musyawarah Mahasiswa
Jurusan Sejarah Peradaban Islam yaitu pemilihan pucuk kepemimpinan dimulai.
Syarat utama untuk menajdi ketua Himpunan Jurusan yaitu semester lima, oleh
sebab itu terjaring sepuluh nama bakal calon ketua. Kemudian dari sepuluh nama
tadi terpilih dua nama yaitu Romadhoni Wakit Wicaksono dan Diki Syahrul
Fitriansyah yang maju ketahap selanjutnya untuk bertarung memperebutkan kursi
nomor satu mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam.
Sebelum
pemilihan ketua HMJ SPI dilakukan,
terlebih dahulu kedua calon tersebut memperkenalkan visi dan misinya
kepada peserta yang menghadiri acara
tersebut. mereka begitu antusias untuk mendengarkan keduanya untuk memilih ketua yang paling tepat
untuk satu periode mendatang. Seusai penyampaian visi dan misi keduanya,
tibalah saatnya yang paling ditunggu-tunggu yaitu pemungutan suara. Hak pilih
diambil dari jumlah pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan ditambah para Kosma
perkelas yang datang menghadiri acara itu.
Terhitung 31 hak pilih dari gabungan
keduanya.
![]() |
dok. Qimah/maz |
Pemungutan
suara berlangsung dan para peserta saling menentukan pilihannya masing-masing. Kemudian perolehan suara keduanya dihitung oleh
panitia pemungut suara dengan disaksikan oleh satu saksi. Hasil yang diperoleh
adalah 22 suara mutlak di peroleh saudara Diki Syahrul Fitriansyah yang
mengungguli pesaingnya Romadhoni Wakit
Wicaksono yang memperoleh 9 suara. Dari
hasil ini saudara Diki Syahrul Fitriansyah memenangkan pemilihan ketua Himpunan
Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam periode 2018
menggantikan saudara Oktavia Mahardika ketua HMJ SPI tahun 2017 yang
sudah purna tugas. “Terpilihnya saya
sebagai ketua umum sekarang mugkin ini bukan sebuah jabatan tetapi perihal
amanah yang diberikan kepada saya selama satu periode ini, kemudian menciptakan
suasana kekeluargaan sebagai fondasi di organisasi, untuk cita-cita yang
melambung tinggi ke langit itu, nanti aja di lapangan mungkin dikerjakan
bersama oleh semua divisi waktu program kerja nanti. Dalam periode mendatang,
dengan terpilihnya pemimpin yang baru ini, Organisasi Intra Kampus HMJ SPI ini
semakin maju dan berkembang” ujar Diki seusai acara pemungutan suara tersebut. (maz)