DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) menggelar acara kuliah peradaban selama tiga hari untuk mencegah terjadinya disintegrasi di kampus maupun di Indonesia. Rabu, 23/5/2018.
Acara kuliah peradaban ini diadakan sebagai tindak lanjut aksi solidaritas adanya terorisme dan munculnya faham - faham radikalisme di kampus maupun di Indonesia, kegiatan ini dilaksanakan setelah sholat tarawih. Setidaknya dalam acara kali ini terdapat sekitar 50 peserta dari berbagai kalangan lintas kampus, bahkan ada 2 peserta yang jauh-jauh datang dari Banyuwangi demi mengikuti acara tersebut.
‘’Kegiatan ini memang seharusnya kita adakan, ini merupakan buah kesolidan dari anggota DEMA untuk terus mengabdikan dirinya di fakultas maupun Indonesia, dan alhamdulillah apresiasi penuh dari pihak dekanat dan lembaga - lembaga yang ada di fakultas untuk menyukseskan acara’’ ungkap Wicak selaku Wakil Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora.
Acara ini sangat digandrungi peserta kuliah peradaban, pertama memang dari materi dan pemateri yang sangat luar biasa dan juga moment ini merupakan moment yang sangat pas di bulan Ramadhan untuk merefleksikan otak kita dan juga menambah ilmu di bidang nasionalisme, peserta lebih tepatnya menjuluki kegiatan ini dengan sebutan ‘’TADARUS ILMIAH’’
‘’KULIAH PERADABAN ini menjadi agenda rutin kita setiap semester, karena pada zaman milenial ini, gerakan-gerakan mahasiswa seperti ini yang sangat dibutuhkan , mendalami materi - materi nasionalisme dan kebangsaan yang jarang kita temukan di bangku perkuliahan. Dan mungkin kedepanya kita akan mengadakan kuliah peradan semacam ini cuman dengan volume yang lebih besar’’ ujar Maula Husein ketua panitia acara kuliah peradaban.
Pada materi yang ada di dalam kegiatan tersebut semuanya mengajak dan lebih menggalakkan lagi nilai - nilai ukhuwah wathaniyah, disamping memang tema kegiatanya ‘’MEMAHAMI DAN MENGAMALKAN UKHUWAH WATHANIYAH’’. Peserta merasa nyaman dengan adanya acara kuliah peradaban ini, memang sebelumnya jarang ada kegiatan yang mengarahkan mahasiswa untuk mendalami nilai ukhuwah wathaniyah, mereka lebih sering mencari sendiri melalui membaca buku tapi jarang mengikuti diskusi langsung untuk mendalami materi dan nilai - nilai ukhuwah wathaniyah.
‘’Harapan saya kegiatan semacam ini akan ada tindak lanjut yang serius, juga kita butuh kawalan penuh dari pihak dekanat untuk memperhatikan lebih kegiatan yang menurut saya sangat serius untuk menjaga kedaulatan NKRI, kita tak mampu memberikan lebih demi kedaulatan NKRI dan yang kita bisa lakukan hari ini yaitu kita mengajak kawan - kawan fakultas khususnya untuk muhasabah pada diri dan memperdalam pengetahuan kita tentang menjaga kedaulatan NKRI , yang nantinya itu merupakan tindakan kecil mencegah dan mengatasi adanya faham radikalisme dan terorisme’’ ungkap Umar Faruk sebagai komando mahasiswa tertinggi di Fakultas Adab.
Mutia Rifda salah satu mahasiswi Fkultas Adab dan Humaniora yang sekarang menjalani proses di semester 6 juga sangat mengapresiasi acara ini, ‘’Awalnya saya rasa kegiatan ini semacam kuliah pada umumnya ternyata setelah saya mengikuti materi demi materi hingga selesainya acara ini, memang betul saya temukan banyak hal di acara kuliah peradaban ini, peran mahasiswa sangatlah penting, memang belum terasa ketika kita masih aktif di kampus tapi setelah nanti kita liburan bahkan sudah lulus dan kembali di daerah masing masing peran kita sangat penting, siapa lagi nantinya yang akan menjadi aktor perubahan di daerah kalau bukan kita yang sudah dikirim dari daerah menuju kampus, dan kembali ke daerah masing masing untuk membangun, dan menurut saya kalau tidak ada gerakan semacam ini kita kan kebingungan apa yang mau kita perbuat untuk daerah kita masing masing dan alhamdulillah temen temen DEMA FAHUM mau merelakan tenaga dan fikiran untuk menyukseskan acara ini dan mau berbagi begitu pentingnya peran kita, dan harapan saya kegiatan semacam ini tidak selesai kenaren harapan saya nantinya akan ada acara acara semacam ini lagi’’, Ungkap Mutia.
“Cogito ergo sum (aku berfikir maka aku ada)’’ ungkap seorang fulsuf ternama dari perancis yaitu Descrates. (dem)