Anggota Baru Jurusan Sastra

0

Fakultas Adab dan Humaniora dari tahun ke tahun semakin menunjukkan keseriusannya dalam melahirkan para sarjana Humaniora. Setelah pada tahun 2010 membuka program studi Sastra Inggris, kini Fakultas Adab dan Humaniora kembali membuka program studi sastra, yakni Sastra Indonesia. Berdasarkan penuturan bapak Dr. Asep Abbas Abdullah, M.Pd selaku kepala Prodi Sastra Indonesia, proposal pendirian program studi baru, telah diserahkan kepada Kemenristek Dikti sejak tahun 2014. Tetapi Surat Keputusan (SK) pendirian izin operasional baru diterima oleh pihak kampus pada awal bulan Juni.

Kantor KAPRODI dan SEK. PRODI Sastra Indonesia

Sebenarnya, pada tahun ini prodi Sastra Indonesia belum bisa menerima mahasiswa baru. Tetapi karena SK diturunkan pada saat pendaftaran jalur mandiri belum dibuka dan juga karena takut apabila program studi tersebut tidak segera dibuka SK akan ditarik kembali oleh pihak Kemeristek Dikti, maka prodi Sastra Indonesia akhirnya dimasukkan dalam pilihan prodi untuk jalur mandiri pada tahun ini.

Pada tahun awal pembukaannya, prodi Sastra Indonesia hanya membuka satu kelas. "Kami belum berani membuka dua atau tiga kelas, karena SDM dan lain sebagainya juga harus dipersiapkan. Jadi, kami hanya membuka satu kelas." Tutur bapak Asep saat ditemui diruangannya (31/8). Terkait tenaga pengajar, prodi sastra indonesia menetapkan tiga dosen tetap yang diambil dari fakultas lain, tiga dosen bantu dari Universitas Airlangga dan empat dosen honorer.

Namun dari pihak mahasiswa, menjadi angkatan pertama prodi Sastra Indonesia tidak serta merta menjadi hal yang mudah bagi mahasiswanya. Beberapa mahasiswa baru prodi Sastra Indonesia merasa minder dan bingung apabila ingin menanyakan masalah program studi. Kan kita jadi pelopor, jadi kalau ada apa-apa mau tanya ke siapa, selain itu kan, kalau tanya ke jurusan lain kan nggak enak gitu. Ucap Nur Khariri, mahasiswa baru prodi Sastra Indonesia yang berhasil kami temui pada saat kegiatan PBAK berlangsung (30/8). Selain itu, mahasiswi Sastra Indonesia Mufidatul Ummah juga menyampaikan ketakutan mereka terhadap akreditas program studi Sastra Indonesia pada saat ini. Karena nggak ada akreditasnya itu saya bingung lulusnya gimana. "Kalau nanti lulus nggak ada akreditasnya gimana?" Ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, bapak Asep mengatakan bahwa, apabila mahasiswa ingin mengetahui informasi tentang Program Studi Sastra Indonesia, mahasiswa bisa mendatangi kantor Kaprodi Sastra Indonesia yang terletak di Gedung C1 Fakultas Adab dan Humaniora lantai 2. Bapak Asep juga menambahkan, proses akreditasi program studi dapat dilaksanakan ketika mahasiswa angkatan pertama berada di semester keempat. "Peraturan menteri biasanya, setiap semester saya harus lapor. Semester satu lapor, semester dua lapor, semester tiga juga lapor, semester empat baru bisa melaksanakan akreditasi. Jadi mereka lulus, Insyaallah akreditas prodi minimal B. Karena untuk mendapatkan akreditas A tidak mungkin karena belum ada lulusan." Ujar bapak Asep.

Dalam wawancaranya, bapak Asep meminta dukungannya kepada semua pihak universitas untuk pengembangan program studi Sastra Indonesia, terutama dalam hal sarana prasarana, tenaga pendidik dan buku-buku referensi untuk mahasiswa Sastra Indonesia agar dapat segera dilengkapi. (an/ln/sy)

Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !