Tidak semua orang berkebutuhan khusus itu lemah dan tidak memiliki semangat juang untuk meraih masa depannya. Masih ada beberapa orang berkebutuhan khusus yang memiliki semangat tinggi untuk menjalani kehidupannya. Salah satu contohnya adalah Gema Febriansyah.
Gema adalah mahasiswa baru dari program studi Sastra Inggris. Ketika proses kegiatan PBAK tengah berlangsung pada 28 Agustus hingga 31 Agustus kemarin, sosoknya mampu menarik perhatian panitia dan peserta PBAK. Hal itu disebabkan karena kondisinya yang bisa dibilang berbeda dari peserta PBAK lainnya.
Dilansir dari media Ar-Risalah, Mahasiswa asal kota pahlawan ini diketahui tengah menderita kelumpuhan saraf motorik atau dalam istilah medis disebut dengan Celebral Palsy sejak lahir. Hal ini menyebabkan sistem motoriknya terganggu mulai dari telinga, mulut, hingga mata. Meski terlahir tidak sempurna, gema memiliki semangat tinggi dan cita-cita yang mulia. Mahasiswa penggemar bahasa inggris ini memiliki cita-cita ingin menjadi seorang guru.
Semangat yang tinggi ditunjukkan oleh gema dengan tetap mengikuti kegiatan PBAK meskipun dengan duduk diatas kursi roda. Dirinya tidak ingin kalah dengan mahasiswa baru lainnya dan ingin membuktikan bahwa dengan kondisinya saat ini dia bisa mengikuti PBAK. “Saya ingin membuktikan jika dengan kondisi saya yang seperti ini, saya juga bisa mengikuti PBAK.” Ungkap Gema yang berhasil kami temui di hari terakhir PBAK berlangsung (31/8).
Meski satu hari sempat tidak mengikuti pbak karena sakit, nyatanya hal tersebut tak mengurangi semangatnya untuk mengikuti PBAK. Dia memutuskan untuk melanjutkan mengikuti kegiatan PBAK di hari selanjutnya. Menurutnya, PBAK ini sangat berkesan. Ia bahkan sangat menyukai berbagai penampilan yang dibawakan oleh mahasiswa baru Fakultas Adab dan Humaniora pada saat PBAK kemarin seperti, drama, puisi dan lain-lainnya. Gema juga mengatakan jika teman - temannya selama ini memberikan respon positif padanya. Selain itu peran keluarga juga tak dapat dipisahkan dari kegigihan Gema dalam mengenyam pendidikan. "Keluarga sangat berperan sekali ya. Mereka membantu dan terus memberikan dukungan pada saya." Tambahnya.
Menjadi sosok yang berkebutuhan khusus terkadang membuat seorang Gema merasa minder dan tidak percaya diri. Namun sebuah tekad besar selalu ia tanamkan dalam dirinya sehingga ia tetap semangat dalam mengenyam pendidikannya. Diketahui Gema yang masuk UINSA melalui jalur SBMPTN ini lagi - lagi mampu membuktikan pada dunia, bahwa dibalik kekurangannya ia berhasil masuk ke PTN di Surabaya. (an/sy/ln)