Pada Sabtu (29/8) dan Minggu (30/8), pertama kalinya di musim pandemi Sabda Theatre mengadakan kegiatan pentas seni dan budaya bertema "Menembus Batas Pandemi dengan Pentas Lagi" yang berisi pentas monolog, tari, dan musikalisasi puisi. Acara dimulai pada pukul 20.00 WIB selama dua hari berturut-turut di rumah salah satu senior (alumni) Sabda Theatre, Basiq El-fuadi, tepatnya di PERUM Giriasri, Kebomas, Gresik. Acara tersebut bertujuan untuk memberikan sarana kepada dulur-dulur Sabda agar tetap dapat berproses pada kesenian dan terus berkreasi tanpa dibatasi ruang dan waktu, serta memberikan asupan semangat untuk para pegiat Seni Teater walau di tengah pandemi.
Awalnya, kegiatan tersebut hanya akan dipersembahkan untuk anggota dan keluarga Sabda Theatre, namun karena terlanjur banyak yang tahu dan ingin menonton, maka panitia tidak bisa melarang dan akhirnya cukup banyak yang datang dengan kapasitas yang dibatasi. Pada hari pertama, diadakan pentas tari, puisi, monolog. Sedangkan untuk hari kedua, Teater 2 Puluh Fakultas Ushuluddin UINSA juga turut ikut menyumbang karya dengan perform art.
Persiapan penyelenggaraan acara berlangsung kurang lebih selama satu bulan, dimulai dengan latihan oleh para aktor di rumah masing-masing, mereka juga menyiapkan naskah secara mandiri. Sedangkan seluruh anggota perlu waktu selama tiga hari untuk persiapan di tempat.
Acara diisi oleh anggota Sabda Theatre sendiri, dan dihadiri anggota teater kampus lain yang mayoritasnya berdomisili di Gresik, Lamongan, Tuban, Sidoarjo, dan Surabaya. Selaku penonton, Tri Eva menyambut dengan antusias, "Dari segi penampilan aktor menurut saya bagus, penonton seakan terhipnotis oleh adegan di pertunjukan tersebut. Sedangkan, dari segi penyambutan, saya pribadi mewakili anggota Teater dari Institut Tuban merasa sangat puas dengan penjamuan yang telah disediakan" Terangnya.
Saat ditanya kru Qimah, ketua Sabda Theatre, M. Bahrul Ulum, menerangkan bahwa kegiatan berjalan dengan lancar walaupun di situasi pandemi. Panitia juga menghadapi tantangan tersendiri seperti, penentuan lokasi yang strategis dan aman, juga dapat memastikan audience datang dan merasa aman saat menonton teater seperti biasa. "Bagaimanapun juga, namanya Teater harus tetap tampil, tidak bisa jika hanya melalui diskusi online, perlu adanya progres dari angkatan '19 sebelum nantinya akan ada angkatan baru, maka dari itu kami tetap harus tampil paling tidak sebagai arsip." Ujar M. Bahrul Ulum. (hna/ani)