Oleh: Titin Puji Rahayu
Identitas Film
Judul : Mata Dewa
Genre : Drama Olahraga Indonesia
Sutradara : Andi Bachtiar Yusuf
Penulis Naskah : Andi Bachtiar Yusuf
Produser : Avesina Soebli
Pemeran Film : Kenny Austin (sebagai Dewa), Brandon Salim (sebagai Bumi), Agatha Chelsea (sebagai Bening), Nino Fernandez (sebagai Pelatih Basket), Ariyo Wahab (sebagai Mantan Petinju), Dodit Mulyanto (sebagai Paman Dewa)
Ditayangkan pada : 08 Maret 2018
Durasi : 86 Menit
Produksi : Sinema Imaji DBL Indonesia Shanaya Films
Pendahuluan
Film Mata Dewa merupakan film yang mengangkat tema olahraga Indonesia pertama. Diambil dari kisah nyata pemain basket Indonesia dalam pertandingan DBL (Developmental Basketball League), kompetisi liga basket jenjang SMP dan SMA. Film Mata Dewa ini merupakan karya sekaligus disutradarai oleh Andi Bachtiar Yusuf, ia memulai karirnya menjadi seorang jurnalis selama 5 tahun, selanjutnya Andi Bachtiar mencoba bekerja di agensi iklan yang kemudian dari situlah ia menjadi sutradara.
Isi Resensi
Film Mata Dewa menceritakan tentang ambisi seorang siswa SMA bernama Dewa dalam turnamen atau kompetisi DBL. Namun tim basketnya tidak mendapat dukungan dari sekolahnya karena dianggap tidak pernah mendapat prestasi, dan prestasinya dibanding-bandingkan dengan tim sepak bola dan tim voli. Karena ambisius Dewa yang sangat tinggi, ia sangat egois terhadap timnya dan ingin menguasai juga memimpin pada setiap pertandingan sehingga pada suatu hari ia berselisih paham dengan teman satu timnya yaitu Bumi. Akhirnya pihak sekolah memberi ultimatum kepada tim basket jika masih saja belum mendapat kemenangan terpaksa tim basketnya dibubarkan. Pada setiap pertandingan basket tersebut, ada seorang jurnalis sekolah bernama Bening, yang meliput kegiatan itu. Lambat laun, keegoisan Dewa mulai luluh karena sikap Bening yang lemah lembut dan perhatian. Dewa mulai terbuka dan mau bekerja sama dengan tim basketnya dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
Hingga pada suatu hari, Dewa melihat seorang perempuan bernama Bening siswa di SMAnya sebagai jurnalis sekolah yang selalu meliput kegiatan basket di sekolahnya juga seseorang yang berhasil memikat hati seorang Dewa yang keras kepala dan egois sedang dijambret, ia berusaha menolongnya. Namun alih-alih selamat ia justru kehilangan salah satu penglihatannya pada saat aksi penyelamatannya itu. Hal itu membuat Dewa merasa terpuruk dan terpukul karena ia tidak dapat lagi bermain basket. Namun ia tidak pantang menyerah, dalam mengatasi keterpurukan itu ia dibantu oleh seorang mantan petinju yang tinggal di sebelah rumah susun pamamnnya.
Kelebihan
Pada film “Mata Dewa” banyak pelajaran positif yang dapat diambil oleh penonton atau penikmat seperti halnya membangkitkan semangat, inspiratif dan memotivasi, dan pantang menyerah. Hal tersebut dibuktikan oleh kegigihan seorang Dewa dalam menghadapi dan berusaha keluar dari keterpurukan yang dialaminya.
Kekurangan
Film ini minim sekali akan kekurangan. Sebab dalam film ini banyak pelajaran positif yang dapat diambil oleh penonton. Film ini cocok ditonton oleh mereka yang merasa kurang dan merasa minder terhadap orang lain, karena banyak nilai-nilai positif yang digambarkan pada film ini, seperti pantang menyerah dan semangat dalam menghadapi keterpurukan itu sendiri.