Identitas Buku
Judul Buku : Selamat Tinggal
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : November 2020
Tebal buku : 360 hlm; 20 cm
Harga buku : Rp. 85.000,-
Ikhtisar Buku
Kita
tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan
berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah.
Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.
Mari
tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu.
Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. “Selamat Tinggal”
suka berbohong, “Selamat Tinggal” kecurangan, “Selamat Tinggal” sifat-sifat
buruk lainnya.
Karena
sejatinya, kita tahu persis apakah kita memang benar-benar bahagia, baik, dan
jujur. Sungguh “ Selamat Tinggal” kepalsuan hidup.
Selamat
membaca novel ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhirnya, merasa
novel ini menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga
lainnya. Semoga inspirasinya menyebar luas.
Kali
ini Tere Liye kembali menghadirkan cerita fiksi yang sarat dengan nilai-nilai
kehidupan, terutama nilai yang berhubungan dengan moral. Cerita dalam novel ini
mengedepankan aspek penting mengenai kejujuran serta sebuah usaha untuk lepas
dari kepalsuan hidup. Novel
ini mengisahkan seorang mahasiswa Sastra semester akhir bernama
Sintong yang sedang berjuang untuk menyelesaikan skripsinya. Sudah enam tahun
ia menjadi mahasiswa di salah satu Universitas di Jawa, namun ia belum juga
lulus. Padahal ia termasuk mahasiswa yang memiliki kemampuan mumpuni di
fakultasnya. Selain berstatus sebagai mahasiswa, selama enam tahun juga ia
berstatus sebagai penjaga toko buku bajakan.
Kedua status Sintong inilah yang menjadi isu krusial dalam
keberlangsungan cerita. Pengerjaan skripsinya mengungkapkan sebuah rahasia
besar dalam sejarah sastra yang juga ditulis secara fiktif oleh penulis.
Sementara itu statusnya sebagai pejaga toko buku bajakan memunculkan konflik
internal dalam dirinya untuk lepas dari dunia yang menurutnya penuh dengan
kepalsuan.
Novel
ini benar-benar luar biasa dalam segi penyampaian pesan. Tere Liye menjadikan
tokoh utama dalam cerita ini sebagai perwakilan untuk menyampaikan pandangannya
tentang isu-isu sensitif mengenai dunia perbajakan. Sintong disini digambarkan
sebagai seseorang pecinta sastra yang sadar bahwa dunia bajak membajak adalah
salah, namun di lain sisi statusnya sebagai penjaga toko buku bajakan
menjadikannya manusia munafik yang jauh dari kata jujur. Maka dari itu ia ingin
keluar dari semua ketidak jujuran tersebut. Melalui tokoh Sintong, Tere Liye
memaparkan keresahannya atau mungkin bisa dikatakan sebagai keresahan para
penulis pada umumnya akan beredarnya buku bajakan. Tidak hanya mengkritik
persoalan buku bajakan saja, Ia juga mengkritik segala karya seperti film,
musik dan sejenisnya yang diedarkan secara illegal. Dalam novel ini juga ia
menjelaskan kerugian yang didapat pekerja karya yang karyanya dibajak dengan
mudah.
Penilaian Buku
Walaupun
disuguhkan dengan tema dan jalan cerita yang menarik serta membuat penasaran,
namun satu hal yang sangat disayangkan dalam novel ini adalah ending cerita
yang terkesan dipaksakan. Awal hingga tengah cerita diceritakan dengan jelas
dan teratur, namun menjelang akhir, jalan ceritanya dipercepat seoalah-olah
dipaksakan. Hal ini membuat pembaca yang awalnya berekspetasi tinggi dengan
ending cerita menjadi kecewa dengan ending yang biasa-biasa saja.
Terlepas
dari kekurangannya, buku ini sangat layak dibaca bagi semua kalangan. Khususnya
bagi mahasiswa yang sedang berjuang untuk menyelesaikan skripsinya. Karena banyak
pesan dan nilai-nilai yang dapat diambil sebagai pelajaran selain pesan utamanya
mengenai ‘pembajakan’. Selamat Membaca.
Kontributor : Riska Aprilia
Editor : Hikmah Nurul Islami