Kelas kepenulisan LPM QIMAH mengadakan pelatihan menulis berupa latihan menulis puisi dengan tema 'Mahasiswa'.
Sebagai bentuk apresiasi, redaksi memilih 4 puisi terbaik dari puisi-puisi yang telah dikirim, untuk diterbitkan di laman web LPM QIMAH.
Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria berikut:
- Kesesuaian isi puisi dengan tema Mahasiswa
- Keorisinalitas
- Eksplorasi isi terhadap tema
- Gaya bahasa dan pemilihan diksi
Selamat kepada penulis puisi terpilih!!!
CREW MAGANG LPM QIMAH
Turun Jalan
Oleh Intan Handita Kuswoyo
Berdiri tegak menghadap massa
Sorak sorai meluapkan rasa
Toa toa di tangan yang menggema
Kian lama takut tak dihiraukannya
Jas jas gagah institusi dipakainya
Poster poster keadilan dituliskan
Menggemakan protes protes keras
Berharap banyak hal akan kembali indah
Kepada mahanya pelajar
Maha dari maha
Yang suaranya terdengar gagah
Dan idenya hebat menawan
Bangsamu tengah terluka
Ditindas penat oleh kuasa
Hendaklah dikau paham sakitnya
Mari turun kembali membela
Surabaya, 27 Maret 2022
Mahasiswa
Oleh Fahmy Tempe Bacem
Dibungkamnya lisan ini
Dipatahkannya semangat ini
Hei, kau! Yang berdiri tegak oleh dasi serta selirmu!
Kami melawan! Kami menentang!
Ketidak adilan rakyat, ketidak puasan rakyat, mereka ragu akan bersua, mereka takut akan ditangkap!
Tak perlu membakar, tak perlu menggambar
Kita bernarasi! Kita berorasi!
Erut alis serta senapan di pinggulmu, Takan membuat kami lemas menahan tangis
Kami mahasiswa, kami pemuda, berdiri menentang problema negara! Tetap bersuara, sampai petinggi negara tak tuli lagi!
Panjang umur keadilan! Panjang umur mahasiswa!
PENGURUS LPM QIMAH
Tentang Rasa
Oleh Prill
Debar hati di tahap pertama
Sesuatu tentang bangunan ini mempesona
Langitnya seolah menyelipkan 'harapan' dalam sapa
Berbangga melangkah di tahap ke dua
Berkawan jadi penguat kata suka
Setiap sudut bangunan menoreh cerita
Buncah menyapa di tahap ke tiga
Agak lelah, tak apa biarlah jadi biasa
Tersadar, bangunan ini tampak tua rupanya
Tekanan terasa di tahap ke empat
Bertanya apakah preferensi ini sudah tepat
Nyatanya, bangunan ini ringkih disebut tempat
Frustasi bertunas di tahap ke lima
Kata 'sulit' lebih sering terucap dari sebaliknya
Kosong, bangunan ini sudahlah menebar hampa
Histeria meledak di tahap ke enam
Alarm 'menyerah' berbunyi dari diri terdalam
Lihatlah, bangunan ini berdiri berbungkus suram
Bagaiamakah rasa ditahap selanjutnya?
Tercekik tugas akhir yang menjeda?
Atau tergelak bersama balutan toga?
Bagaimanapun,
Bangunan ini tak kan pernah dilupa
Momen Kelulusan
Oleh IN
Kau telah memperjuangkan aku dari waktu yang jauh.
Bahkan, menukar waktu tidurmu atas kehadiranku.
Supaya kau bisa banggakan aku di depan Ayah dan Ibu.
Lalu pergi merayakan sambutan bersama seluruh teman lamamu.
Ini seperti jamuan khas untuk para tentara.
Dan kau baru pulang atas aku sebagai kemenangannya.
Dengan seluruh lebam, dan patah di setiap tulang.
Kau mengecap rasa duri di dalam daging yang kesakitan.
Aku tidak berjanji tumpah-darah ini selesai pada waktunya.
Tapi aku pastikan, aku akan ada.
Menemanimu dan kita menari di pesta.
Dengan semesta yang merekam irama tawa kita.