Terjal

0
Sumber Gambar: Google


Aku berjalan mempercepat langkah kakiku dari kos menuju kampus agar tidak terlambat untuk sampai di kelas.Untungnya, aku belum terlambat karena kelas pada hari itu belum dimulai. Hari ini adalah jadwal kelompokku untuk presentasi,aku sudah begadang semalaman untuk memahami materi secara teliti, namun aku tetap copy-pastedari e-book untuk PPT maupun penjelasannya.

Beberapa menit setelah aku sampai, kelas dimulai dan satu persatu dari anggota kelompok mempresentasikan bagiannya. Sambil menunggu giliranku, aku merasa sangat gugup sekaligus kagum dengan penjelasan teman-teman. Mereka dapat menjelaskan materi dengan sangan jelas dan mudah dimengerti. Itu pertanda mereka sangat memahami materi tersebut. saat giliranku mempresentasikan bagianku, ada satu mahasiswa yang bertanya namun aku tidak bisa menjawab sehingga dosen mata kuliah tersebutlah yang menjawab dan menjelaskan jawaban dari pertanyaan tersebut.

Aku merenung, “mengapa aku susah untuk memahami materi tersebut, sedangkan teman-teman terlihat sangat mudah untuk memahaminyabagianku memang sulit dan bagian mereka gampangSudahlah, aku berusaha membuang pikiran itu dan aku menuju masjid untuk setoran hafalan. Di perjalanan aku takut sekaligus gugup karena aku belum ada persiapan apapun untuk hafalan yang disetorkan hari ini. Sesampai di masjid aku menunggu giliranku untuk menghadap ke Ustadzah. Aku mengambil urutan terakhir agar aku bisa menghafal sedikit setidaknya dua atau tiga ayat. Dan kini giliranku untuk menyetorkan hafalan tersebut.

“Kok akhir-akhir ini hafalan kamu sedikit nduk? Hari ini saja cuma dua ayat” tanya Ustadzahku.

Enggeh ustadzah, mohon maaf saya akhir-akhir ini agaksibuk memahami tugas kuliah sehingga tidak sempat untuk menambah banyak dan memperlancar hafalan.” Jawabku.

“Oh, yowes nduk, lain kali kamu harus bisa mengatur waktu dengan baik, biar kuliahnya dapat hafalannya juga dapat, toh kamu juga sudah terdaftar di UKM ini berarti kamu harus bisa mempertanggung jawabkan tugas-tugas kamu yang di sini juga.” Ujar ustadzah.

Aku merenungkan sejenak ucapan ustadzahku sambil mengiyakan nasehat tersebut.

Kenapan,nduk? Ada masalah?.” Jawab ustadzah mempersilahkanku untuk bertanya.

Anu Ustadzah, akhir-akhir ini saya jarang muroja’ah dan muroja’ah saya lebih merasa ziyadah terus Ustadzah danjuga pikiransertawaktu juga saya terbagi untuk tugas kuliah karena saya sulit memahami materi kuliah saya ustadzah.” Ucapku meluapkan isi hati ku.

Owalah, aku paham nduk, memang orang menuntut ilmu ini jalannya terjal, gak mulus dalam artian tidak sesuai keinginan atau ekspektasi kita, sebab duluUstadzah juga begitu.” Ujar ustadzah.

“Tapi Ustadzah, saya melihat teman-teman saya kok enjoy, healing ke sana kemari kayak tanpa beban sama sekali ustadzah, sedangkan saya kok sepertinya sangat berat.” Ujarku

“Ya itu karena diri kamu, makanya kamu tahu beban-beban permasalahan kamu. Pernah gak kamu menanyai mereka rintangan apa saja yang mereka hadapi sewaktu kuliah?” ujar ustadzah smbil menanyaiku.

“Belum pernah ustadzah.” Jawabku.

“Nah, nduk yang kamu lihat itu kan luaran nya saja. Kita tidak tahu rintangan atau beban apa saja yang mereka hadapi. Bisa saja mereka lebih berat dari kita.” Ujar ustadzah menasehatiku.

“Nggeh ustadzah.” Ujarku mengiyakan nasehat ustadzah.

“Kamu jarang tirakat mungkin nduk, hahaha.” cada ustadzah untuk mencairkan suasana 

“Kadang-kadang saya puasa ustadzah.”

“Tuh, kan kadang-kadang. Jadi gini nduk, selain tirakat, kamu harus sabar dan ikhlas serta berusaha sebisa mungkin. Sabar atas apapun cobaan yang diberi Allah untuk kita, karena hidup memang ada saja cobaannya itu tandanya Allah sayang sama kita, apalagi seperti kamu ini yang menuntut ilmu dan juga kita harus ikhlas, ikhlas dengan apapun ketentuan yang Allah berikan kepada kita.Seperti kamu, Alfi yang diterima di prodi yang tidak diinginkan dan membuatmu susah untuk memahami materi kuliahnya, jadi kamu harus ikhlas menerima itu jalani saja siapa tau ini jalan yang terbaik untuk kamu. Di sisi lain kita juga harus berusaha sebisa mungkin untuk menghadapi rintangan atau beban yang dihadapi di tengah menjalani semua itu, seperti kamu harus berusaha mengatur waktu sebaik mungkin agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia atau melewatkan muroja’ah dan ziyadah yang menjadi tanggung jawab kamu dan untuk kuliahnya kalau susah memahami materinya bisa bertanya atau diskusi bareng teman kamu atau bisa tanya langsung ke dosen kamu juga. Oh, iya satu lagi yaitu doa, tiap selesai sholat, akan belajar dan selesai jangan lupa berdoa.” Kata ustadzah menasehatiku.

“Oh,nggeh ustadzah, saya akan mencoba sabar, ikhlas, dan berusaha mengatur waktu seperti yang dikatakan ustadzah.” Ujarku.

“Iya nduk, pokoknya tetap semangat dan juga hindari maksiat karenaal al-'ilmu nurun wa nurullah laa yuhda lil-'ashy yang artinya ilmu itu cahaya, dan cahanya itu masuk ke orang yang hatinya suci tidak dipenuhi dengan maksiat.”

Nggeh ustadzah, matur nuwun nasehatnya, saya mau pamit dulu.”

“Iya hati-hati nduk.”

Aku beranjak dari tempat duduk lalu keluar dari masjid menuju pulang ke kos dan sholat dhuhur. Setelah itu aku menyempatkan untuk muroja’ah sedikit hafalanku, lalu mencoba mengatur waktu dan memulai kebiasaan baru agar tidak mager dan hidup tertata.


Penulis    Ainun 

Editor      : Istantya Ningrum

Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !