Sumber gambar : Pexels / mododeolhar
Cara mengatasi trust issue utamanya kepada anak broken home memanglah perlu diperhatikan, karena akan menjadi
berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Perlunya perhatian terhadap cara
mengatasi trust issue, karena hal ini
sudah masuk ke dalam kategori persoalan kepercayaan. Masalah kepercayaan ini
umumnya sudah banyak dialami oleh orang-orang namun sayangnya jarang disadari. Sebelum
mengetahui cara mengatasi trust issue
yang dialami anak broken home,
baiknya mengetahui terlebih dahulu definisi trust
issue dan faktor-faktor terjadinya.
Melansir dari laman insanq menyatakan
bahwa trust issue atau permasalahan kepercayaan diri terhadap manipulasi,
pertengkaran, pengabaian, serta ketakutan dari pengkhianatan. Lalu, apa faktor
terjadinya trust issue pada anak?
Permasalahan trust issue ini sebagai perkembangan perasaan individu dari masa
lalu ke masa depan setelah mengalami peristiwa tertentu. Lingkungan dalam
peristiwa tertentu tersebut yang berpotensi menimbulkan trust issue pada anak adalah lingkungan keluarga, yang
memperlihatkan hubungan orang tua dan anak atau sebaliknya.
Perlu diketahui tidak hanya
lingkungan keluarga yang menjadi potensi timbulnya trust issue, namun juga dapat ditinjau dari hubungan pertemanan,
percintaan, bahkan pekerjaan. Dalam konteks
hubungan keluarga adalah yang paling dekat dengan anak. Oleh sebab itu, mampu
menjadi peran penting sebagai pengaruh rasa kepercayaan anggota keluarga kepada
hubungan sosial lainnya.
Bentuk faktor terjadinya trust issue dalam lingkungan keluarga
sebagai peran signifikan adalah pertengkaran kedua orang tua (KDRT), pelecehan,
pengabaian, hingga ancaman. Kemudian, jika hal-hal negatif tersebut diterima oleh
anak maka akan berkembang menjadi trust
issue ketika dewasa.
Sama halnya ketika melansir laman
insanq, permasalahan trust issue saat
dewasa selaras dengan teori ikatan sosial, yakni salah satu kekuatannya adalah
kepercayaan. Kemudian, dalam elemen tersebut faktor pusatnya bukan kejujuran
intrinsik orang lain, namun kemampuan seseorang dalam melakukan prediksi
terhadap orang lain secara sosial.
Oleh karena itu, masalah negatif yang
ditimbulkan oleh keadaan lingkungan keluarga berpotensi membentuk anak broken home dengan trust issue, hal ini perlu diwaspadai dan penting untuk memahami
cara mengatasi trust issue pada anak broken home. Melansir dalam kanal Youtube Brokenhome Indonesia, cara
mengatasi trust issue pada anak broken home harus melakukan beberapa hal berikut:
-
Menyadari
serta mengakui bahwa memiliki trauma.
Adanya kondisi ketidakseimbangan
peran orang tua, ketidakadilan, bahkan perceraian orang tua berdampak bagi anak
untuk merasa takut berhubungan dengan orang lain dan memiliki trauma.
Namun, dengan menyadari dan mengakui
trauma seseorang dengan broken home
akan perlahan menyembuhkan trauma, dan selama menjalani proses tersebut harus
disadari pula bahwa sikap ketidakakuran hingga perceraian orang tua bukanlah
salah anak.
-
Belajar
mengendalikan diri sendiri.
Mengenai tahap pengendalian diri
sendiri menjadi tahap yang tidak boleh dihiraukan, karena tahap ini memiliki
hubungan dengan perilaku diri sendiri dan kesadaran. Belajar mengendalikan diri
berarti membangun kesadaran dan prinsip, seperti kondisi kesedihan sifatnya
tidak selamanya, bahwa dengan bergantinya waktu dan kondisi kebahagiaan pasti
akan ditemukan, oleh karena itu perlunya berpikiran positif dan menerapkan
prinsip yang baik.
-
Belajar
memaafkan mulai dari diri sendiri hingga orang lain.
Sebenarnya rasa berat seseorang untuk
melangkah lebih baik adalah karena masih adanya rasa benci dan tidak menerima. Rasa
tersebut dapat disebabkan baik karena perilaku yang ditimbulkan diri sendiri
atau orang lain. Oleh karena pentingnya belajar memaafkan luka masa lalu, baik
karena diri sendiri atau orang lain, sebab dengan memaafkan emosi negatif dalam
diri sendiri akan terlepas.
-
Menghadapi
ketakutan serta mempercayai lagi.
Meskipun di awal dirasa sulit, namun
secara bertahap dan terus optimis belajar berani menghadapi ketakutan dan
percaya kembali, akan membawa diri sendiri menuju kebahagiaan. Sebagai manusia
yang tidak bisa terlepas dari kesalahan, perlu dipahami bahwa tidak selalu
orang lain yang berpotensi mengecewakan diri sendiri, namun ada saatnya secara
tidak sengaja diri sendiri juga mengecewakan orang lain.
-
Tidak
memaksakan diri sendiri.
Menyadari bahwa berusaha membangun
kepercayaan kepada orang lain setelah mengalami trust issue atau traumatis, bukanlah hal mudah. Oleh karena itu,
tidak perlu memaksakan diri dan belajar perlahan dalam proses, karena segala
sesuatu yang sedang berproses pasti membutuhkan waktu.
-
Meminta
bantuan professional.
Meminta bantuan kepada tenaga
profesional seperti psikolog dan psikiater, menjadi langkah yang lebih baik
untuk menangani masalah traumatis. Dengan meminta bantuan kepada mereka,
seseorang dengan traumatis dapat mengetahui pemicu, keadaan trauma sekaligus
tenaga profesional akan memberikan saran sesuai sudut pandang mereka.
Setelah mengetahui cara mengatasi trust issue utamanya pada anak broken home, dapat diterapkan untuk
menuju hidup yang lebih bahagia, dan peran lingkungan yang baik juga diperlukan
untuk mendukung proses penyembuhan diri sendiri.
Penulis : Nabila Intan Aprilia
Editor : Gitta Alivia Nuryanti