Haruskah Kita Tetap Percaya pada Nakes?

0
Sumber gambar: Tiktok.com/@rintobelike2   

                                               

Perbedaan penerima fasilitas layanan masyarakat nampaknya masih terus berlanjut. Salah satunya, pada para pengguna kartu BPJS Kesehatan. Ada beberapa orang atau sekelompok orang yang bertindak tidak adil dan merendahkan. Lebih memprihatinkan lagi hal ini masih terjadi hingga kini, seperti pada video Tik Tok yang diupload oleh seorang tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Lambunu Parigi Moutong. Tiga orang nakes terlihat membedakan penanganan pasien umum dengan para pasien BPJS. Banyak orang menyayangkan perilaku para nakes karena tidak sesuai dengan moto mereka yang terpajang pada dinding Puskesmas "Melayani dengan tulus hati ".

Lantas apakah kegunaan BPJS jika para pengguna masih tetap mendapat diskriminasi?
Dalam website BPJS, BPJS Kesehatan berfungsi untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Hal ini tertera dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional bahwa Jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

Setiap bulan BPJS Kesehatan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja. Tentunya ini menjadi tidak adil. Mengapa ada perbedaan di antara peserta BPJS dan umum? Menyikapi hal ini, timbullah pemikiran dari masyarakat: Haruskah kita tetap percaya pada nakes?
Beberapa komentar dari beberapa sosial media salah satunya twitter

  "Setiap ke rumah sakit perawatnya songong-songong berasa lebih rendah dari pengemis".

Dokter ahli penyakit dalam dr. Andi Khomeini Takdir juga berkomentar

 "Bagaimana rakyat/pasien ga makin kesel ke nakes kalau begini?".

Tenaga kesehatan (nakes) yang sudah mengucapkan sumpah wajib menjalankan tugasnya tanpa adanya diskriminasi dalam memberikan pelayanan medis kepada pasien. Kepercayaan merupakan faktor penting bagi dokter, perawat dan pekerja lainnya. Tidak hanya permasalahan pada pelayanan BPJS Kesehatan hal lain dapat kita temukan seperti malpraktek, kesengajaan ataupun kelalaian tenaga kesehatan pada pasiennya, dll.

Sudah seharusnya apabila ada kelalaian maupun kesengajaan para tenaga medis tidak boleh dianggap enteng begitu saja. Jika ada rumah sakit atau puskesmas yang masih mengabaikan keselamatan pasien, maka pihak rumah sakit maupun tenaga kesehatan itu sendiri harus dijatuhkan sanksi yang berat.


Tenaga medis dan tenaga kesehatan harus mengedepankan kepedulian terhadap pasien dan tidak membeda-bedakan pasien BPJS Kesehatan atau masyarakat umum. Suatu pelayanan medis dikatakan bermutu jika pemberi pelayanan mampu memenuhi kebutuhan pasien. Ini akan membantu meningkatkan keselamatan dan kepercayaan pasien pada staf medis Indonesia. Hilangnya kepercayaan tersebut jangan sampai mempengaruhi citra tenaga kesehatan, dokter, ataupun rumah sakit di Indonesia, apalagi hingga kancah Internasional.


Penulis: Auliyah Sindi Maheswari

Editor: Intan Handita K


Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !