Mengenal Pak Abrian: Bapaknya Anak-Anak di Kampus

0

 


(Sumber gambar: abrianriz/instagram.com)


Pak Abrian. Pria yang memiliki nama lengkap Rizky Abrian ini merupakan dosen PNS UIN Sunan Ampel Surabaya. Selain sebagai dosen, beliau juga menjabat sebagai anggota satgas PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) FSH dan ketua humas FSH di UIN Sunan Ampel Surabaya. Sebelum bekerja di UINSA, beliau pernah menjabat sebagai SPV Guest Relation Officer National Hospital Surabaya. 


Sebagai anggota dari satgas PPKS UINSA, beliau mengatakan bahwa sebenarnya di UINSA itu sudah merancang undang-undang terkait PPKS yang berdasarkan dengan kementerian agama. Sehingga undang-undang tersebut dapat diterapkan di UINSA. Kampus menciptakan hukum yang jelas untuk melindungi para masyarakatnya dari kekerasan seksual, baik dari dosen, sesama mahasiswa dan dari pihak-pihak yang masih dalam kawasan UINSA. Berbicara tentang kawasan UINSA merupakan suatu hal yang cukup luas. Seperti ketika para mahasiswa melaksanakan kegiatan di dalam kampus, dalam hal ini contohnya KKN (Kuliah Kerja Nyata. Dan sudah merupakan tanggung jawab UINSA, apabila terjadi tindakan-tindakan kekerasan seksual.  


"Solusi untuk pencegahan kekerasan seksual menurut Bapak adalah perlunya tindakan atau preventif misalnya untuk tempat-tempat yang dibuat tempat kekerasan seksual atau tempat mesum itu dikasih lampu. Seperti tangga darurat itu diberi cctv. Dan solusi apabila terjadi kekerasan seksual, maka diberi tindakan yang sangat keras. Karena jika tidak diberi tindakan yang tegas, akan ada potensi untuk diulang lagi atau rasa jera belum muncul sehingga efek jeranya itu perlu muncul." Ujar Pak Abrian. Beliau juga menambahkan bahwa PPKS ini  perlu didukung juga oleh para mahasiswa, bukan hanya dosen, dan staf-staf kampus saja. Tetapi kita bersama-sama untuk bisa menerapkan PPKS ini.


Selain PPKS, pak Abrian juga mengatakan bahwa di UINSA tersedia PSGA (Pusat Studi Gender dan Anak) yang menangani kekerasan yang berkaitan dengan gender. Misalnya kekerasan gender yang terjadi pada perempuan, hal tersebut bisa meminta bantuan atau advokasi pada PSGA. Sehingga nanti ada pihak-pihak secara resmi yang bisa menangani, membantu sekaligus memberi solusi kepada korban-korban yang merasa mengalami kekerasan seksual. Dosen yang mencantumkan tulisan “Bapaknya Anak-Anak di kampus” pada media sosialnya ini juga merupakan seorang pengajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) di Ateneo de Manila University dan Far Eastern University juga aktif membimbing dan membagikan tips mengerjakan skripsi di akun instagram @skripsihepi.


Penulis: Fitri Elma

Editor : Intan Handita K


Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !