Aksi Demo Mahasiswa Surabaya Menuntut UU Cipta Kerja Berakhir Ricuh

0

Massa aksi yang berjalan menuju Gedung DPRD Jawa Timur, Surabaya. (Dok. LPM Qimah/Azzahara)


Sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya melakukan aksi demo pada Rabu siang (12/4), tepat di depan gedung DPRD Jawa Timur. Aksi ini dirancang dan diasosiasikan oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan mahasiswa se-Surabaya.

Aksi demo diikuti oleh sekitar sembilan aliansi kampus di Surabaya. Para mahasiswa dan perwakilan BEM Surabaya tersebut mulai berdatangan secara serentak dan berkumpul di depan gedung DPRD sekitar pukul 2 siang. Mereka melakukan demo guna menolak UU Cipta Kerja yang dinilai merugikan masyarakat Indonesia.

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Surabaya membawa lima tuntutan dalam aksi tersebut, berikut beberapa tuntutannya:

  1. Menolak Undang-Undang Cipta Kerja
  2. Sahkan Undang-Undang Perampasan Aset
  3. Evaluasi Angka Kemiskinan Jawa Timur
  4. Tolak Komersialisasi Kampus Berbasis PTN-BH
  5. Implementasikan Permendikbud No. 30/2021 tentang PPKS.

Kusnadi, Ketua DPRD Jawa Timur beserta wakilnya, Anwar Sadad akhirnya turut hadir untuk menemui dan menjawab tuntutan massa aksi secara langsung. Berkaitan dengan kelima tuntutan tersebut, di atas mobil komando milik aliansi BEM Surabaya, Kusnadi mengatakan bahwa ia dan jajaran DPRD Jawa Timur telah memperjuangkan aspirasi tersebut.

Salah satu mahasiswa yang bertindak sebagai orator meminta sikap tegas agar Kusnadi menelepon Ketua DPR RI, Puan Maharani. Namun permintaan tersebut ditolak secara lantang oleh Kusnadi sebab ia mengatakan bahwa tak mungkin menghubungi Puan secara pribadi, melainkan harus melalui jalur formal, yakni dengan berkirim surat secara resmi.

“Saya tidak akan telepon, terserah apa tanggapan kalian, saya tidak akan telepon,” ujarnya.

Demo yang awalnya berjalan lancar tiba-tiba berakhir ricuh. Kericuhan ini dipicu oleh salah satu massa yang melempar botol plastik karena kesal dengan adanya penolakan pada tuntutan mahasiswa. Massa pun mulai berhamburan menghindari titik kericuhan.

 

Penulis: Aisyah Restu, Dita Rahma

Editor: Nuzurul Rochmah

Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !