Presma Baru UINSA: Siap Membawa Perubahan dengan Visi Misi dan Proker Tertata

0

(Sumber gambar:instagram.com/kopurwauinsa2023)


 Terpilih sebagai PRESMA periode baru, Abdul Adim mengatakan memiliki banyak visi misi dalam pelaksanaan jabatannya. Ditemui pada Kamis siang di Kampus A.Yani UIN Sunan Ampel Surabaya, tim redaksi Qimah berkesempatan berkenalan langsung dengan sosok PRESMA baru UINSA tersebut.

Adim mengatakan ia dan wakilnya memiliki visi menjadikan DEMA UINSA sebagai sarana pusat interaktif dalam pelayanan mahasiswa secara responsif dan kompetitif serta sebagai gerbang kolaborasi baik secara partisipan aktif maupun lainnya di segala entitas yang ada. Sementara untuk misi PRESMA baru UINSA ini adalah menghadirkan budaya kerja ormawa menjadi lebih inovatif dan berorientasi pada pemenuhan pelayanan mahasiswa. Selanjutnya, melakukan mitra kerja dengan seluruh ormawa sebagai bentuk nyata kolaborasi. Lalu yang ketiga adalah menginginkan DEMA UINSA sebagai sarana mahasiswa untuk mengoptimalkan potensi diri dalam kepekaan sosial, politik, dan lingkungan. Misi yang terakhir adalah peningkatan kualitas mahasiswa yang berdaya saing guna menyiapkan diri dalam menghadapi entitas demokrasi.

“Ini selaras bukan hanya sebuah pemikiran saja, tapi ini juga timbul dalam diskusi kami, diskusi tentang mengapa mahasiswa sekarang seperti ini. Maka kami temukan sebab dalam tiga hal yaitu kepekaan, pergerakan dan intelektual,” Ucap Adim

Abdul Adim lebih lanjut menyampaikan langkah-langkah perubahan yang sekiranya akan diambil agar mampu dilaksanakan seoptimal mungkin kedepannya. Contoh gerakan yang akan dilakukan adalah menyatukan perspepsi UKK dan UKM. Karena Adim menyatakan kabinet UINSA memiliki satu tujuan, maka persepsi yang dimiliki seluruh elemen harus selaras. PRESMA baru UINSA ini mengatakan pula adanya harapan besar  program kerja yang direncanakan ini dapat selaras dengan kepentingan publik.

“Ingin adanya impact kepada mahasiswa dan juga kepada rektorat, karena program kerja yang kami buat ini tidak hanya pada kepentingan pribadi, tapi bagaimana selaras dengan kebutuhan universitas dan mahasiswa” Sambung Adim saat ditemui tim redaksi LPM QIMAH pada Kamis, 13 April 2023 kemarin.

Saat tim kami bertanya lebih lanjut tentang motivasi apa yang mendasari ia untuk mencalonkan diri menjadi PRESMA, Adim mejawab dengan sangat bijak.

“Banyak orang muda memimpikan berbagai macam jalan kehidupan yang luar biasa sebelum mereka tidur, tetapi saat mereka bangun mereka masih melanjutkan berjalan dijalan yang sama. Hal yang terpenting dalam membuat perubahan itu bukan soal idealism atau mimpi yang sangat hebat. Tapi yang terpenting adalah apakah kita bersedia membayar harga yang harus dibayar dan mengerahkan segala tenaga, upaya dan pikiran kita untuk membuktikan apakah kita bisa dalam membawa sebuah kepemimpinan, itu motivasi saya,” Jawabnya.

Ditengah-tengah kesibukannya menjadi mahasiswa di kampus dan seorang anak di rumah, Adim mengaku telah memikirkan matang-matang untuk me-manage waktu yang harus dimilikinya saat ia memutuskan menjadi aktivis di kampus. “Sekalipun saya harus pulang jam 2 pagi saat ada rapat acara, saya akan tetap bangun jam tiga pagi untuk membantu ibu saya berjualan” Pungkasnya.

Kesan yang dirasakannya saat terpilih menjadi PRESMA tentu bermacam-macam. Ia mengaku tidak menyangka dan sedikit ketakutan. Tapi saat ia mengingat sebuah nasihat cendekiawan yang berkata apabila manusia mengkhawatirkan masa depannya maka ia punya pemikiran buruk kepada Tuhan, ia kemudian yakin takdirnya atas tanggung jawab ini telah ditakar dengan pas oleh-Nya. 

Penulis: Ach. Nobair dan Dinda Artika Suryandari

Editor: Intan Handita K


Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !