Huru-Hara Kampus UINSA: Problema Kampus 2 Mengudara, SEMA FAHUM Ikut Bicara! (JILID I)

0

 

Banyak orang bilang, kampus 2 UINSA yang berada di Gunung Anyar terkesan megah dan modern. Akan tetapi, di balik kemegahan yang diberikan tersebut, justru menyimpan beberapa masalah yang cukup ramai diperbincangkan belakangan ini. Hampir seluruh mahasiswa naik pitam, sebab tidak ada kejelasan yang diberikan pihak kampus meskipun masalah telah seminggu berlalu. 

Dimulai dari tiga kantin yang ditutup, prasarana print dan fotocopy, sampai akses jalan menuju kampus, merupakan beberapa hal yang membuat seluruh mahasiswa kampus 2 geram dengan tindakan yang dilakukan oleh pejabat kampus. Beberapa masalah tersebut tentu berimbas pada akses mahasiswa dalam menjalankan perkuliahan.

Hal tersebut memicu pro dan kontra. Mahasiswa bertanya-tanya apa maksud di balik ini semua? Tak ada satupun para petinggi UINSA yang angkat bicara dan memecah kebingungan para mahasiswa, terutama Rektor. Titik puncak kekecewaan itu pun terjadi pada Kamis (25/5), sekitar pukul 16.30-17.00 WIB. Tulisan yang berisi bentuk kekecewaan mahasiswa mewarnai pagar-pagar di kampus 2 hingga Jumat (26/5), sebagian tulisan pun masih terpampang di sudut-sudut kampus. 

Potret ungkapan kekecewaan mahasiswa yang berada di Timur Gedung FAHUM.

Muhammad Kesit selaku ketua SEMA FAHUM mengungkapkan bahwa seluruh jajarannya tidak akan diam menanggapi masalah tersebut. SEMA FAHUM sangat paham dengan apa yang dirasakan oleh para mahasiswa lainnya. Ia juga merasa kecewa, pasalnya kantin-kantin tersebut menyediakan harga makanan dan minuman yang terbilang miring dibandingkan UINSA MART (kantin milik UIN sendiri). Tiga kantin yang ditutup, yakni kantin Naruto, kantin Pink, dan kantin belakang Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK), begitu pula dengan toko print dan jalan alternatif bagi mahasiswa yang kost menuju kampus.

“Sama, kemarin saya mendengar isu tersebut. Pertama kantin Pink, lalu minggu kemarin, hari Rabu, kantin Naruto dan kantin belakang FPK. Penutupan itu memang sangat berpengaruh bagi mahasiswa, terutama memerhatikan aspek ekonomi dari orang tua mahasiswa yang tidak sepenuhnya tinggi,” ujarnya pada Jumat, (26/05).

Ketua SEMA FAHUM juga menyampaikan kabar yang didapatnya, bahwa sebenarnya penutupan tiga kantin tersebut memiliki keterkaitan dengan permasalahan tanah dan kecemburuan kantin resmi UINSA yang berada di belakang FISIP. Kecemburuan itu terjadi karena sedikitnya mahasiswa yang mencoba untuk sekedar jajan atau makan sekalipun. Sedangkan untuk permasalahan tanah, ia tidak mengetahui secara jelas bagaimana kronologinya.

“Ya, kantin di belakang FISIP itu memang milik UINSA dan mereka yang berjualan di sana membayar pajak yang sudah ditentukan, sedangkan kantin-kantin yang ada di luar UINSA tidak memberikan dampak apapun jika dilihat dari perekonomian kampus. Kalau untuk permasalahan tanah sendiri, saya tidak tahu banyak, yang pasti ada sangkut pautnya juga dengan permasalahan tanah tersebut,” tambahnya.

Potret ungkapan kekecewaan mahasiswa di belakang gedung FPK.

Terkait dengan masalah tempat print dan akses jalan belakang yang ditutup. Kebijakan tersebut dinilai tidak layak untuk dilakukan, menilai jarak tempuh ke gerbang utama kampus dan tidak tersedianya tempat print dan fotocopy yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Lantas sesungguhnya, apakah UINSA kampus 2 sudah siap untuk dihuni? Ketua SEMA FAHUM berpendapat hal yang sama dengan mahasiswa.

“Memang sarana kantin, dan tempat print out merupakan sarana umum, makanya kalau memang kampus memandang mereka tidak memberikan dampak baik dan memudahkan mahasiswanya, seharusnya pihak kampus menyediakan tempat tersebut,” tegasnya.

Muhammad Kesit juga mengatakan bahwa sudah dilaksanakan sebuah konsolidasi terkait masalah ini, yakni pada Rabu (24/5), diikuti seluruh SEMA dan DEMA di setiap fakultas kampus UIN Sunan Ampel Surabaya. 

“Dari pihak SEMA Universitas sendiri kemarin sudah sempat melakukan survei setelah konsolidasi selesai, survei tersebut dilakukan untuk melihat keadaan dan kondisi yang ada.” Pungkasnya.

Konsolidasi tersebut membuahkan hasil berbentuk unjuk rasa yang akan dilaksanakan pada Sabtu, 27 Mei 2023 di depan Gedung Twin Tower UINSA kampus 1. Unjuk rasa tersebut juga bertepatan dengan adanya acara wisuda, dimana Rektor tentu akan menghadiri acara tersebut. Dengan unjuk rasa ini, diharapkan dapat menemui jawaban yang diutarakan oleh Rektor secara langsung agar mahasiswa segera mendapat kejelasan.


Suara mahasiswa adalah suara letih, para petinggi kampus yang angkuh diharapkan memberi solusi. Uang yang telah digelontarkan mahasiswa, diharapkan dapat memenuhi ekspektasi. Ini merupakan urgensi bagi para petinggi. Segera benahi jangan sampai rasa percaya itu mati!

 

Penulis: Hanif Rahmansyah, Fahmy Andhito

Editor: Nuzurul Rochmah

Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !