.jpg) |
| (Sumber gambar: Dok. HMP Sasindo) |
Himpunan Mahasiswa (HIMA) Prodi Sastra Indonesia kembali menggelar acara seminar luring tahunan yang sempat vakum selama tiga tahun sejak 2020 lalu. Acara tersebut digelar di Aula FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya Kampus 2 pada Kamis, (15/6). Acara dimulai pukul 08.30-11.20 WIB dengan mengusung tema Mengenal Lebih Dekat Dunia Jurnalistik dalam Sastra.
Seminar luring perdana HIMA Prodi Sastra Indonesia ini dimoderatori oleh dosen muda Sastra Indonesia, Mohammad Atikurrahman dan mendatangkan narasumber yang merupakan editor Harian Surya, Eko Darmoko.
Berbeda dengan seminar yang umumnya lebih fokus pada narasumber sebagai pemateri utama, kali ini para dosen yang hadir pun ikut berdiskusi bersama narasumber layaknya acara bincang santai.
Eko Darmoko sebagai narasumber banyak membagikan sudut pandangnya tentang dunia sastra dan jurnalistik. Dia menjelaskan bagaimana sastra dapat memperjelas bahasa jurnalistik.
“Bahasa sastra yang sulit dipahami orang awam bisa dijelaskan dengan jurnalistik. Tapi bisa dibalik juga, bahasa jurnalistik yang sulit dipahami orang awam, sastra yang menjelaskan,” ujarnya menanggapi pertanyaan dari peserta.
Editor Harian Surya itu juga sempat menjawab pertanyaan peserta tentang perbedaan features dan jurnalistik sastrawi, “Sebenarnya jurnalisme sastrawi itu bisa masuk di semua genre berita, termasuk hard news, soft news, atau features. Bedanya, features itu bukan berita yang aktual, bukan sesuatu yang penting banget diberitakan saat ini juga,” jelasnya.
Seminar ini berlangsung dengan kondusif dan interaktif, baik dosen maupun peserta ikut berdiskusi bersama untuk mengenal dunia jurnalistik dan sastra lebih mendalam. “Butuh kepekaan, kecerdasan, dan daya imajinasi untuk menulis jurnalisme. Dan anak sastra punya itu,” terang Rizki Endis Septiyani, salah satu dosen Sastra Indonesia saat sesi diskusi.
Penulis: Tiara Viona Veronica
Editor: Nuzurul Rochmah
