Dengan Siapa Aku Berbicara? (Bagian 1)

0

 Penulis: Selvy Nur Islami

Sumber gambar: Writershouseart.com

“Vi, ke rumah si kembar, yuk?” Tiba-tiba sebuah suara menginterupsi ketika aku sedang asik bermain handphone sambil berbaring di atas kasur.

“Ah males, lo mah entar ujung-ujungnya malah berduaan sama Faris, terus gue dicuekin.” Aku mendengus malas karena selalu saja begitu, setiap Vita mengajakku ke rumah Faris dan Farel, selalu berakhir aku dibiarkan dengan Farel sedangkan dia seenaknya berduaan dengan pacarnya, Faris.

“Ah, ayolah Vi! Dari tadi kita gabut banget nggak ngapa-ngapain selain main HP. Ya? ayolah…” Vita masih saja membujukku dan seperti biasa, akhirnya aku hanya bisa meng-iya-kan ajakannya.

Sekarang, di sinilah aku dan Vita, di rumah si kembar, Faris dan Farel. Kedatangan kami disambut hangat oleh Ibu mereka.

“Vita, Via. Sudah lama kalian nggak main ke sini, Mama kangen,” ucap Mamah lalu memelukku dan Vita bergantian.

“Hehe, iya Mah, kemarin-kemarin agak sibuk, jadi sekarang baru sempat main ke sini lagi.” Ucapku disertai kekehan. FYI, Mamah adalah panggilan sayang kami kepada Ibu si kembar.

“Mah, kembar mana?” Tanya Vita.

“Tuh, di atas Ta. Mereka seharian ini di kamar. Naik aja.” Kami langsung naik ke atas begitu mendengar perintah tersebut.

Aku dan Vita pun menuju tangga untuk pergi ke kamar si kembar. Vita mengetuk pintu kamar mereka sebanyak tiga kali. Setelah mendapat izin, kami memasuki kamar mereka yang memiliki nuansa hitam putih. Saat pintu dibuka, terlihat Farel yang tengah duduk di sofa sambil memangku gitar kesayangannya menyapa kami. Vita langsung pergi menghampiri Faris yang tengah duduk di balkon dan seperti biasa, Vita akan meninggalkanku berdua dengan Farel.

“Vi, ngapain berdiri di situ terus? Sini duduk.” Ajak Farel ketika hanya melihatku berdiri canggung.

Aku memutuskan untuk duduk di sebelah Farel. “Lagi ngapain Rel?” 

“Gabut aja main gitar,” jawabnya. Tiba-tiba dia mengajakku berduet menyanyikan lagu ‘Youth’ nya Troye Sivan. Dia tahu kalau aku suka bernyanyi dan aku tidak akan melewatkan kesempatan itu. Farel memainkan gitarnya dengan lihai dan aku menikmati setiap nada yang dibuatnya. Tanpa sadar kami saling menatap manik mata satu sama lain.

Vita dan Faris menghampiri dan ikut bergabung di sofa ketika petikan lagu itu selesai. Faris menggoda kami,“aduh, so sweet banget sih, kalian nyanyi bareng gitu. Punya momen elit ko jadian sulit?”

 Aku melempar bantal  di pangkuanku sebagai balasan, namun dia berhasil menghindar.

“Eits… santai dong mbak, galak amat? Cewe lo tuh, kak.” Faris sepertinya tidak pernah puas menggodaku sementara Vita dan Farel hanya tertawa. Menyebalkan!

Setelahnya kami berempat bercanda dan mengobrol ringan sampai hari menjelang sore, namun aku melihat gelagat yang aneh dari Vita. setelah dirasa hari mulai gelap, kami memutuskan untuk pamit pulang dan sepanjang di perjalanan kami hanya saling diam di mobil. 

“Ta,” di sela-sela menyetir, aku membuka obrolan.

“Iya, kenapa Vi?”

“Pas tadi di kamar si kembar, kenapa lo liatin sudut kamar mereka mulu deh? Emang ada apaan di sana?” Tanyaku to the point.

Vita terlihat terkejut dengan pertanyaanku, dia diam cukup lama sebelum akhirnya menjawab, “Gua liat ada anak kecil di sudut kamar itu Vi.”

Aku agak terkejut dengan jawabannya. “Masa sih? Tapi gue nggak liat apapun—"

“Lo lupa ya, kalau gue bisa liat apa yang nggak bisa manusia biasa lihat?” ucap Vita.

Seketika aku baru ingat kelebihannya yang satu itu.

“Di sana gua juga nyium bau anyir darah. Mata gua refleks liat sekitar, dan… di pojok kamar itu gua liat ada sosok anak kecil…” Vita menggantungkan ucapannya selama beberapa detik. “Dan dia menenteng kepalanya sendiri yang putus dari badannya.” Lanjutnya.

Seketika bulu kudukku meremang mendengarnya.

***

Setelah aku sampai di rumahku seusai mengantar Vita pulang, aku kembali memikirkan ucapan Vita pada saat di mobil tadi.

“Vi, nggak usah bilang-bilang ke si kembar ya? lo tau sendiri kan mereka penakut banget?”

Padahal, Vita sendiri juga tahu kalau aku pun lumayan penakut. Ceritanya tadi bisa beberapa hari terbayang oleh otakku pada saat aku pergi ke kamar mandi. Tiba-tiba pikiranku buyar karena handphone di nakas samping kasur ku berdering. Kulihat siapa yang menelepon dan ternyata itu Farel, langsung saja kuangkat panggilan darinya.

“Halo, Rel?”

“Halo Vi, lo udah nyampe rumah?”

“Udah ko Rel.”

“Syukur kalo gitu.”

“Eh, btw Rel, lo lagi di mana? Ko kayak lumayan rame gitu?”

“Gua lagi di danau Vi, lo kan tau sendiri gue suka liat air —haha.”

Aku pun ikut terkekeh mendengarnya.

“Iya, Rel, iya… ntar pulangnya jangan malem-malem ya?”

“Iya siap, Vi. Gua matiin ya telponnya?”

“Oke, Rel.”

***

Pagi ini aku bangun pukul setengah 6 pagi. Kulihat handphone yang tergeletak di sebelahku, saat aku menggeser layarnya aku terheran. Tumben? Tidak ada satupun pesan masuk dari Farel, biasanya setiap pagi dia selalu mengirimiku pesan untuk sekedar mengucapkan selamat pagi. Perasaanku agak tidak enak, namun aku tak ambil pusing soal itu. Aku lalu menjalani rutinitas pagiku seperti biasanya. Saat aku sedang bersantai di kamarku, tiba-tiba ada satu panggilan masuk dari Vita. “Iya Ta, kenapa?”

“Pagi ini Farel nggak ada ngechat lo, kan?”

Pertanyaan yang tidak biasa itu membuat perasaan mengganjal di hatiku semakin kuat.

“Nggak Ta, kenapa emang?”

“Lo nggak heran kenapa Farel ngga ngechat lo?”

“Ya… mungkin dia lupa atau masih tidur?”Aku berusaha berpikir positif.

“Nggak Vi. Farel semalem kecelakaan.”

Deg! Seketika jantungku berpacu dengan cepat. Aku terkejut setengah mati mendengar kabar itu. Tak sadar aku diam beberapa saat padahal Vita terus saja memanggil namaku.

“Ta, gimana keadaan Farel sekarang?”

“Farel… Farel koma, Vi.” Luluh sudah pertahananku, air mata yang sedari tadi kutahan akhirnya meluncur bebas di pipiku. “Farel dilarikan ke rumah sakit di pusat kota, abis ini gua mau ke sana. Lo ikut? Kita ketemu ke sana, ya?”

(Bersambung)

Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !