Ibadah Malam

3 minute read
0

 Oleh: Rayhan Faza Surya Daffa

Sumber: www.freepik.com

         Malam sunyi bagaikan hilangnya kehidupan di tengah pedesaan. Seorang pemuda bangkit dari tempat tidurnya dan segera menuju ke kamar mandi untuk mandi dan berwudu. Kemudian berganti pakaian serba putih yang kusut. Setelah berpakaian rapi pemuda itu keluar dari rumahnya dan pergi ke masjid. Sesampainya di masjid tak lupa mencuci kaki dan menggelar sajadah. Dari sini jelas pemuda ini sedang melaksanakan qiamulail atau lebih dikenal ibadah malam.
         “Ya Allah, hanya kepada Engkau aku menyebah dan hanya kepada Engkau mohon pertolongan. Sesungguhnya Engkau mengetahui beban yang hamba dapatkan Ya Allah, hamba memang tak ada waktu untuk menyelesaikannya dalam waktu dekat, akan tetapi Engkau Sang Penguasa Waktu dan Takdir, maka hamba mohon dengan kuasa Engkau Ya Allah hamba bisa menyelesaikan semuanya. Hanya kepada Engkau hamba berpasrah dan bertawakal,” ucapnya dalam doa sambil menitihkan air mata. 
         Pemuda itu bernama Faizin. Dia sama seperti pemuda lainnya, yang membedakan ialah cobaan hidupnya. Tugas kuliah menumpuk, makalah berturut-turut. Bahkan yang lebih parah, dia harus mengejar deadline agar dia dapat lulus tepat waktu. Setengah jam setelah dia selesai qiamulail datanglah pemuda lain bernama Jadid. Jadid merupakan takmir yang tinggal di masjid tersebut, dia alumni dari kampus tempat kuliah Faizin. Orang itu terlihat melakukan ibadah malam tepat di samping Faizin. Setelah keduanya sama-sama selesai barulah Jadid memulai topik obrolan. 
         “Baru pertama kali lihat sampean sholat malam. Tapi kok sambil nangis ?’’
         “Mikirno tugas kuliah, Mas. 5 Makalah dan 3 artikel harus selesai seminggu.’’
         Jadid menghela nafas sebentar dan menepuk punggung Faizin, “Mari duduk di teras. Barangkali saya bisa berikan solusi yang berguna untukmu. ” Ajak Jadid .
         Faizun pun menyetujuinya. Mereka lalu menuju teras yang berhadapan dengan sawah-sawah. Tampak sunyi diiringi dengan angin sepoi-sepoi membuat suasana sejuk. Jadid mengeluarkan sebatang rokok di sakunya dan menyalakannya lalu menghisap batang rokok itu dengan nikmat. Tak lupa dia mengeluarkan lagi batang rokok yang satunya untuk ditawarkan ke Faizin.
         “Maaf. Saya mboten merokok, Mas.’’ Jawab Faizin dengan halus. Jadid mengangguk dan kembali memasukkan batang rokoknya ke sakunya.
         “Jadi yo ngono ikulah urip neng perkuliahan, Bro! Opo meneh semester 5. Seng harus dilakukan itu kita perlu pengaturan waktu yang profesional dan juga pendekatan diri kita marang Gusti Allah. Percayalah semua ada ibrahnya.’’ Kata Jadid dengan bahasa campuran Jawa dan Indonesia.
         “Barangkali dengan ini sampean sadar akan jauhnya diri dengan Allah. Sebab orang yang dekat dengan Allah itu takkan pernah merasa bimbang. Dari pertama kalinya sampean ke sini dan melaksanakan ibadah malam itu adalah salah satu respon yang baik tentang masa sulitmu dan awal yang bagus untuk mengubah diri menjadi lebih baik.’’ Mendengar kata-kata bijak itu, Faizin mulai terdiam.
         “Allah hendak menguji sampean, sampean tenanan komitmen dengan doamu yang sebelumnya sangat mendambakan lanjut kuliah di kampus impianmu ini? Bukankah bila sudah mendapatkan apa yang diinginkan harus dimaksimalkan dengan baik? Maka dari sinilah sampean harus senantiasa berbenah menguatkan niat belajar dan menerima segala hal yang terjadi karena itulah konsekuensinya.’’ Kata-kata Jadid benar-benar membuat Faizin merenung lama dan perlahan hatinya tersadar.
         “Maksimalkan waktu kosongmu pada siang dan soremu untuk mengerjakan tugas, tidurlah awal waktu. Sak isone gausah begadang, istikamah ibadah malam!’’ Nasehat dari Jadid yang dapat dengan mudah Faizin ingat.
         “Nggeh Mas. Maturnuwun sanget perhatian dan sarannya.” Kata Faizin dengan mata berkaca-kaca dan mulut yang menyungging senyum.
         Keesokan hari dan hari-hari berikutnya, Faizin tak pernah lupa menjalankan qiamulail. Dia senantiasa bangun jam 1 dini hari menjalankan ibadah malamnya di masjid samping indekos. Tak lupa pada siang, sore, dan malam dia menyempatkan diri mengerjakan tugas sedikit demi sedikit, terkadang hingga pukul 10 malam. Setelah itu, dia akan mematikan laptop dan segera tidur untuk senantiasa bangun menunaikan ibadah malam.
Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !