![]() |
sumber gambar: Pinterest |
Penerima
KIP-K tidak tepat sasaran siapa yang harus disalahkan?
Baru-baru
ini ramai di media sosial tentang ketidaktepatan sasaran penerima KIP-K (Kartu
Indonesia Pintar-Kuliah) oleh mahasiswa di salah satu kampus Indonesia. Hal tersebut
sempat menjadi perbincangan yang cukup panas dikalangan masyarakat, yang merasa
kecewa karena dugaan tersebut. Beasiswa yang seharusnya dapat membantu masyarakat,
khususnya mahasiswa yang memiliki keadaan ekonomi yang kurang mampu untuk
melanjutkan kuliah, tetapi malah diterima oleh mahasiswa yang sudah memiliki
ekonomi yang cukup atau bahkan lebih.
Banyak
mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia yang membenarkan mengenai permasalahan
beasiswa yang salah sasaran tersebut. Sebab sudah banyak oknum yang menyalah
gunakan beasiswa tersebut, dengan cara tidak digunakan sesuai dengan
kebutuhannya. Hal tersebut tentunya membuat para mahasiswa yang memiliki
ekonomi yang kurang dan membayar kuliah secara mandiri akan merasa iri, sebab
mereka yang mendapatkan beasiswa dari KIP-K, gaya hidupnya lebih mewah
dibandingkan mereka yang tidak mendapat beasiswa. Sehingga timbulnya perspektif
tentang adanya pemalsuan data yang dilakukkan oleh oknum-oknum tersebut.
Selain
itu, kurangnya ketelitian dalam proses seleksi yang dilakukkan oleh pihak
kampus yang tidak menindaklanjuti permasalahan tersebut secara mendalam. Sehingga
terjadi ketidaktepatan sasaran penerima beasiswa KIP-K. Kemudian untuk para
penerima KIP-K yang merasa dirinya sudah berkecukupan dan merasa tidak pantas
menerima beasiswa tersebut sebaiknya sadar dengan diri sendiri dan memberikan
hak tersebut kepada yang lebih berhak menerimanya.
Dalam
persoalan tersebut bukan hanya penerima saja yang harus di salahkan melainkan
juga pemerintah dan pihak kampus yang harus memberbaiki sistem regulasi dan
seleksi yang tidak hanya asal jalan saja melainkan harus benar-benar dipastikan
bantuan beasiswa tersebut bisa sampai dan diterima oleh yang seseorang berhak
menerimanya. Sehingga tidak ada lagi persoalan mengenai beasiswa yang tidak
tepat sasaran, dan merugikan salah satu pihak yang benar-benar membutuhkannya.
Penulis: Iqda dan Rayhan
Editor: Firda