Mas Devan: Siapa Bilang Ahli Sejarah Jadul?

0

 

Sumber: instagram @devanfirmansyah

Nama: Devan Firmansyah, S.HUM.

Lahir: Malang, 29 November, 1991 M.

Hobi: membaca buku dan jalan-jalan.

Sosial Media:

Facebook: @Kopisoda.

Instagram:@Kopisoda.

    Sejarah, mungkin bagi kita identik dengan hal-hal yang kuno dan bagi sebagian orang membosankan. Bahkan kadang mahasiswa jurusan Sejarah pun diejek: “Eh, pacarmu lebih tua, ya?” dan sebagainya, sehingga membuat sejarah menjadi terlihat semakin membosankan.

    Namun, siapa bilang semua ahli sejarah adalah orang-orang yang jadul dan tidak update? Coba tengok Mas Devan Firmansyah, beliau adalah salah satu Alumni  Jurusan Pendidikan Sejarah dan Sosiologi di IKIP Budi Utomo, Malang. Kini, beliau bekerja sebagai Asisten Kurator Museum Islam K.H.Hasyim Asyari.

    Ketertarikannya terhadap sejarah dimulai dari hal yang tidak diduga-duga. Sewaktu bersekolah di SMP Negeri 5 Malang, diceritakan dalam akun Instagramnya @Kopisoda, Mas Devan adalah seorang anak SMP yang hanya senang bermain gim dan sama sekali tidak tertarik untuk belajar sejarah. Pikirannya berubah sejak ia meminjam buku yang berjudul Surapati (terbitan tahun 1950 M) yang ditulis oleh Bapak Abdul Moeis dan ternyata novel bergenre sejarah itu amat menarik baginya. Sejak itulah, pikirannya berubah dan ia mulai tertarik untuk mempelajai sejarah.

    Mas Devan melanjutkan pendidikan di SMKN 4 Malang, kemudian mengambil Jurusan Pendidikan Sejarah dan Sosiologi di IKIP Budi Utomo, Malang. Selama berkuliah di jurusan sejarah inilah beliau betul-betul menekuni bidang sejarah. Mas Devan seringkali memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan riset arkeologi ke situs-situs di sekeliling Kota Malang, serta mengoleksi buku-buku berkait sejarah lokal. Diantara situs-situs arkeologi yang pernah diteliti Mas Devan antara lain: Situs Nanasan dan Batu Lumpang. Tak hanya itu, ia juga aktif mengajar di les Bahasa Jawa Kuno yang diadakan di Museum Mpu Purwa Malang, dikarenakan Bahasa Jawa Kuno sangat penting dalam Kajian Sejarah Indonesia, terutama untuk membaca naskah kuno dan prasasti.

    Pada tahun 2016-2017, Mas Devan mulai menggarap skripsinya yang berjudul Ken Angrok Pendiri Wangsa Rajasa. Dalam skripsi tersebut Mas Devan membahas peran Ken Angrok dalam mendirikan Wangsa Rajasa/Girindra. Adapun hal yang dibahas dalam skripsinya adalah: 1) Sejarah Kerajaan Kadhiri, 2) Genealogi Ken Angrok, 3) Politik Ken Angrok dalam Mencapai Kekuasaan dan 4) Pandangan terhadap tokoh Ken Angrok dalam karya sastra. Pria itu lulus pada 6 Juni 2018.

    Setelah kelulusannya pun, Mas Devan melanjutkan perjuangannnya memperkenalkan sejarah melalui kegiatan-kegiatan menyenangkan, seperti wisata sejarah ke  Klenteng Hong San Kiong dan Candi Singosari di Malang.  Beliau juga sering memberikan rekomendasi buku-buku sejarah yang layak dibaca di akun instagramnya.  Gayanya yang khas, yaitu memakai celana panjang, kaus, jaket, dan topi membuatnya tetap terlihat keren. Begitupula keaktifan beliau di media sosial. Saat ini akun instagram beliau sudah mencapai 1.334 pengikut.

    Beliau juga merupakan seorang penulis, diantara karyanya ialah jurnal Kajian Perbandingan Mitos Terhadap Munculnya Tanaman Padi Di Nusa Tenggara Timur Dengan Berbagai Wilayah Di Asia Tenggara dan Asia Timur dan Tinjauan Sejarah Lokal Jejak-Jejak Kerajaan Majapahit Di Wilayah Nusa Tenggara Timur (Selayang Pandang) yang diselesaikan bersama rekan-rekannya pada tahun 2017. Kemudian terdapat jurnal Kelurahan Samaan dalam Lintas Sejarah Malang (Tinjauan Sosio-Kultural-Historis) yang ia susun dalam 1 semester bersama temannya dan terbit pada tahun 2018. Jurnal berjudul Tirta Carita: Sendang Malang di Cekung Gunung yang ia tulis bersama 2 rekannya juga telah terbit tahun 2023 lalu. Tribut untuk Prof. Dr. Edi Setyawati: Dari Ganesa sampai Tari, buku tersebut disusun sebagai penghargaan dari dosen, arkeolog, sejarawan, seniman, budayawan dan pemerhati sejarah untuk almarhumah Prof. Dr. Edi Setyawati atas dedikasinya dibidang arkeologi dan kebudayaan.  Paper Mas Devan dan rekannya terpilih menjadi kontributor dalam Simposium dan kegiatan Borobudur Writers & Cultural Festival 2023 ke-12 dengan judul Ganesa dalam Tradisi Jepang dan baru saja terbit pada bulan Maret kemarin.

    Saat ini, Mas Devan sedang merampungkan karyanya berjudul Sengguruh, Supit Urang, dan Gribig: Sejarah Malang Abad 15-16 M yang disusun berdasarkan naskah Babad Arung Bondhan, Babad Hing Gresik, Babad Sengkala, Serat Kandha, dan Serat Tendhak Dermayudan. Mari kita doakan semoga Allah memberi beliau kelancaran dalam menghasilkan karya yang bermanfaat.

Penulis: Restu Dimas dan Alfil Laeli

Editor: Naura Maulika

Tags

Posting Komentar

0Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Situs web kami menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalaman anda! Learn More
Accept !