Sumber gambar: X(twiter) |
Keputusan
Presiden Indonesia untuk mengubah batas minimum usia pencalonan pemimpin
daerah, yang diduga kuat bertujuan meloloskan anak bungsunya, menjadi Gubernur
DKI Jakarta, telah memicu kemarahan di seluruh Negeri. Gelombang protes muncul
dari berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa dari seluruh Universitas di
Indonesia, yang turun ke jalan untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka.
Di
tengah situasi yang memanas, tindakan Erina Gundono, menantu Presiden, semakin
memancing kemarahan publik. Di saat negara sedang dilanda keresahan akibat
keputusan kontroversial ini, Erina justru memamerkan gaya hidup mewahnya di
media sosial. Dalam beberapa unggahan di Instagram, Erina memperlihatkan
dirinya tengah berlibur ke luar negeri, dan berbelanja barang-barang mahal,
termasuk roti seharga 400 ribu rupiah, dan stroller bayi yang disebut-sebut
seharga 30 juta rupiah. Yang lebih mencolok, ia diketahui menggunakan jet
pribadi untuk perjalanannya.
Tidak
hanya itu, Erina juga diketahui sedang melanjutkan studi S2 di University of
Pennsylvania, Amerika Serikat, dengan jurusan Social Policy. Langkah ini
mengundang kritik tajam dari masyarakat, yang menilai bahwa pilihan studinya
tidak sejalan dengan tindakan-tindakannya di tengah krisis yang sedang melanda
Indonesia.
Di
tengah keadaan Indonesia yang sedang dipenuhi kericuhan dan keresahan dengan
keputusan kontroversial ini, seharusnya Erina Gundono tidak melakukan tindakan
‘pamer’ kekayaan di media sosial, sebab hal ini akan mengundang banyak kecaman
dari warga Indonesia, serta menimbulkan dugaan bahwa dia berlibur menggunakan
uang pribadi atau uang negara. Gaya hidup mewah yang dipamerkan di masa krisis ini
hanya menambah bara dalam api. Memperlihatkan kurangnya empati dan kesadaran
sosial dari mereka yang berada di puncak kekuasaan, dapat menimbulkan
pertanyaan tentang nilai-nilai yang dipegang oleh keluarga tersebut yang
seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat.
Penulis: Evi Kurnia
Editor: Firda