![]() |
Sumber gambar: LPM Qimah |
Akreditasi pada setiap universitas menjadi hal yang sangat
penting untuk para mahasiswa dan
universitas itu sendiri. Setiap universitas
tentunya harus memperpanjang atau bahkan
meningkatkan akreditasinya. Hal
ini telah tercantum pada peraturan BAN-PT Nomor 5 Tahun 2024, setiap
universitas harus memperpanjang
akreditasinya setiap 5 tahun sekali. Namun,
saat ini dilihat dari data yang ada pada website
BAN-PT, UIN Sunan Ampel Surabaya belum memperpanjang akreditasinya. Hal ini menjadi perbincangan yang cukup ramai dan membuat
resah para mahasiswa. Maka dari itu, DEMA UIN Sunan Ampel Surabaya mengadakan
rapat pada Kamis, 5 September 2024 bersama dengan perwakilan
mahasiswa tiap fakultas dan LPM UINSA (Lembaga Penjaminan Mutu UIN Sunan Ampel
Surabaya) selaku lembaga universitas yang mengurusi akreditasi kampus.
Dari rapat tersebut diketahui
bahwa akreditasi UINSA sebenarnya sudah on
progress, tetapi karena ada 2 prodi di FEBI (Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam), yaitu prodi Akuntansi serta Manajemen Zakat dan Wakaf yang belum
selesai sehingga akreditasi UINSA juga ikut terhambat. Dilihat pada laman FEBI
UINSA, status akreditasi prodi Akuntansi berakhir pada 24 Mei 2024, sedangkan
pada prodi Manajemen Zakat dan Wakaf berakhir pada 25 Juni 2024.
Menurut informasi yang didapat
sebenarnya dari pihak FEBI UINSA sudah mengurus hal tersebut, tetapi sangat
mepet dengan hari penutupan, sehingga sampai sekarang belum keluar hasilnya.
Sedangkan akreditasi kampus tidak bisa aktif saat ada akreditasi prodi yang
terhambat. Proses akreditasi memang lama dan pengurusannya pun tidak mudah.
Oleh karena itu, perkiraan status akreditasi akan selesai pada 25 Oktober 2024.
Tidak munculnya status akreditasi
kampus yang terbaru sangat merugikan
mahasiswa dan universitas itu sendiri.
Dampak buruk yang dirasakan mahasiswa adalah terhambatnya kelulusan
mahasiswa karena tidak
bisa melaksanakan wisuda, serta mempersulit
mahasiswa yang akan mencari lapangan pekerjaan.
Hal ini karena akreditasi akan tercantum di ijazah, sehingga ketika wisuda ke-109 akan digelar, tetapi status akreditasi yang terbaru belum
muncul maka wacananya wisuda ke-109
akan diundur.
“Kalau memang wisuda ke-109 akan
diselenggarakan pada bulan Oktober
nanti dan status akreditasi UINSA
belum aktif maka wisuda akan
diundur atau bisa saja jadi satu
dengan wisuda ke-110,”
ujar Elang Akbar selaku Kepala Kementerian Dalam Negeri DEMA
UINSA.
Jika wisuda
ke-109 tidak diundur,
maka ijazah wisudawan ke-109 akan tertahan sampai status akreditasi UINSA kembali
aktif. Hal ini juga menjadi keresahan bagi mahasiswa yang telah
lulus dan akan mendaftar CPNS, ditakutkan karena tidak aktifnya status
akreditasi kampus mereka tidak bisa mendaftar. Padahal sebenarnya
tidak aktifnya status akreditasi
ini tidak terlalu berpengaruh pada pendaftaran CPNS. “Teman-teman yang mau
daftar CPNS bisa mengunggah bukti akreditasi
UINSA yang kemarin bukan
pakai akreditasi
prodi, jika akreditasi
prodinya belum keluar seperti 2 prodi di FEBI saat ini,” ungkap
Elang.
Untuk saat ini di BAN-PT memang status akreditasi UINSA tertulis tidak
aktif karena termasuk histori saja, status keterangan aktifnya akan keluar saat
Oktober nanti, yaitu saat pengaktifan prodi. Hal ini terjadi karena memang 2
prodi tadi belum selesai akreditasinya. “Bukan status ‘tidak’ akan berubah jadi
‘iya’, tetapi nanti akan keluar satu baris lagi di BAN-PT dengan tanggal 9
april 2024 sampai 2029 berstatus aktif,” ujar pak Ali Mustofa selaku ketua LPM.
Dalam proses akreditasi ini tidak hanya dari pihak LPM saja yang
bergerak, tetapi juga terdapat pihak lain yang akan berkolaborasi untuk
memastikan bahwa proses akreditasi berjalan dengan baik dan sesuai dengan
harapan. DEMA UINSA juga akan terus
mengawal dan mendorong LPM agar hal
ini segera selesai. “Selama hal ini belum selesai
dan jika sampai tanggal 25 Oktober statusnya tetap belum aktif, DEMA UINSA akan
terus-menerus push LPM dan untungnya
pak Ali kooperatif mengenai hal ini. Diharapkan juga hal seperti ini jangan
sampai terulang lagi, kami mengoreksi LPM juga mewakili seluruh mahasiswa UINSA,”
ucap Moch. Alvin Thomas selaku presiden mahasiswa UINSA.