Sumber Gambar: pinterest.com |
Tidakkah mungkin, jika umat muslim tidak merindukan Bulan Ramadan? Sepertinya bagi mereka yang memang benar-benar muslim, pasti akan merindukan Bulan Ramadan. Ya kecuali kalau yang ngakunya muslim paling cuma kangen takjilnya doang, hahah.
Bulan suci dengan ribuan pengampunan satu ini tidak hanya satu desa yang menantikannya, melainkan seisi dunia akhirat juga menunggu kehadirannya. Ibarat kata, Ramadan adalah udang yang dicari-cari pujangga untuk melengkapi batu dibalik paribahasanya.
Lebih spesial daripada bulan-bulan lainnya, ibadah yang dilakukan pada Bulan Ramadan akan dilipatgandakan, doa-doa lebih mudah dikabulkan, dosa-dosa lebih mudah ditoleransi, pintu surga diganti pintu epep, dan sementara itu pintu neraka digembok dengan keamanan ganda.
“Tangi dulu, melek dalu” adalah gambaran yang paling sesuai dengan bulan ini, di mana umat muslim harus bangun pagi untuk menyiapkan sahur dan begadang untuk meramaikan musala dengan tadarus (membaca Al-Qur’an) dan selawat-selawat lainnya.
Mumpung belum Ramadan nih, kalian jangan sampai kelupaan mengemas bekal-bekalnya ya, seperti:
1. Ilmu
Berpuasa di bulan suci Ramadan merupakan salah satu rukun Islam yang pelaksanaannya tidak bisa dinego tipis-tipis, kecuali benar-benar udzur. Ketentuan dan aturan yang berlaku di bulan ini harus kita penuhi agar puasa kita sah dan sempurna. Semua ilmu yang menyangkut proses berpuasa, baik itu syarat, rukun, anjuran hingga hal-hal yang membatalkan puasa harus kita pahami sebelum menunaikan komponen yang menjadi salah satu pondasi berdirinya Islam tersebut.
2. Fisik dan Mental
Kesehatan jasmani dan rohani sangat dibutuhkan di bulan ini. Tenaga akan lebih terkuras jika kita menggenapkan kesibukan kita sembari berpuasa. Tanpa adanya persiapan metabolisme dan kesiapan tubuh, kita akan tertantang atau bisa-bisa culture shock dengan perbedaan cakra yang dikeluarkan di Bulan Ramadan dengan bulan-bulan lainnya.
Di samping itu, iman kita harus ditebali dengan mengonsumsi lebih banyak doa, rajin bersedekah, membaca Al-Qur’an, maupun melakukan amalan-amalan lain yang bisa meneguhkan ketakwaan kita. Melalui hal-hal kecil yang kita tanam sebelum Ramadan “say hello”, nantinya pasti akan menghasilkan ladang kebaikan yang mungkin tidak pernah kita bayangkan.
Terkhusus bagi ukhti-ukhti, jangan sampai lupa untuk melunasi hutang puasa yang belum selesai, Ramadan sudah di depan mata, dan jika utang piutangnya sudah jatuh tempo bakal bahaya. Lebih lanjutnya, cek kitab-kitab fikih atau coba tanya mbah google.
3. Niat
Sebenarnya persiapan yang paling utama adalah niat. Sengaja ditulis paling akhir untuk melengkapi, sekaligus pengingat bahwasanya niat tidak bisa ditinggalkan ketika kita hendak melakukan sesuatu. Niatlah yang membedakan antara pekerjaan biasa dengan ibadah. Niat ibarat bumerang yang manakala kita melesatkannya, bumerang tersebut pasti akan kembali secara utuh dan sama persis ketika sebelum dilemparkan. Berbeda dengan mereka yang mempermainkan niat. Niat tersebut hanya laksana batu yang dilempar ke laut lepas, artinya tidak menghasilkan apa-apa.
Itulah beberapa persiapan yang bisa kita lakukan mulai sekarang. Ramadan tidak akan menjadi bulan suci jika tidak ada yang mengisinya dengan hal-hal yang suci. Sebagai hamba yang taat, momentum tahunan ini jangan sampai kita lewatkan tanpa perbaikan diri. Ramadan yang lalu biarlah berlalu. Ramadan kali ini, mari kita hadapi!