Oleh: Isnaini Hikmatul
Sumber Gambar: www.freepik.com |
Saat itu Farhan melihat Dina yang sedang murung dan mulai mendekatinya.
“Hei Dina, sedang apa kamu melamun di sini?” Tanyanya dengan senyum dan perhatian.
“Apa kamu tidak melihat? Aku sedang berusaha memahami pelajaran, aku malu denganmu dan teman-teman. Mereka dengan mudahnya memahami pelajaran, sedangkan aku? Sangat susah memahaminya.” Jawab Dina dengan kesal.
Farhan melihat buku coretan milik Dina “Kamu iri dengan mereka?”
“Siapa yang tidak iri melihat orang di sekelilingnya dengan mudah memahami pelajaran, sedangkan dirinya sendiri sangat susah.” Ujar Dina frustasi.
Tak lama Farhan mengeluarkan sebuah puzzle dari dalam tasnya dan menyebar potongan-potongan puzzle tersebut. Setiap potongan terlihat seperti bagian yang terpisah dengan bentuk yang tidak beraturan. Dina menatapnya dengan bingung.
“Mengapa kamu malah mengeluarkan puzzlemu?” Tanya Dina dengan raut muka bingung.
Farhan menatap Dina dan tersenyum kecil. “Menurutmu mengapa aku sangat suka bermain dengan puzzle?”
“Mungkin hanya karena kamu bosan dan ingin mengisi waktu luang?” Jawab Dina mencoba menebak.
Farhan tertawa kecil “Bodoh. Aku suka bermain puzzle karena puzzle ini mengajarkanku sesuatu yang penting.”
“Maksudmu?” Tanya Dina dengan raut muka penasaran dan bingung.
“Yap, lihatlah puzzle ini ibarat hidup kita, Din. Setiap potongan mempunyai tempatnya masing-masing. Terkadang kamu merasa bahwa potongan hidupmu tidak cocok. Tetapi lambat laun kamu akan menemukan tempat yang tepat.” Ujar Farhan dengan sabar menjelaskan.
Dina masih bingung dan bertanya-tanya. “Aku tidak paham maksudmu, Farhan.”
“Kamu memang bodoh.” Ujar Farhan diselingi candaan.
“Begini, Din. Puzzle itu ibarat sebagai hidup kita. Setiap potongan mempunyai tempat dan waktunya masing-masing. Tidak semua potongan langsung pas satu sama lain. Ada yang butuh dicari lebih lama, ada pula yang butuh dicocokkan beberapa kali agar puzzle tersusun dengan sempurna. Begitu pula dengan hidup, terkadang kita harus bersabar dalam melakukan suatu proses pemecahan masalah yang membutuhkan waktu. Setiap puzzle memiliki gambarnya sendiri-sendiri. Begitupun juga dengan kita, setiap orang memiliki proses hidup yang berbeda-beda. Meskipun kita merasa tertinggal dan lebih lambat dari orang lain, tetapi pada akhirnya kita punya puzzle atau gambaran hidup yang berbeda-beda. Kita tidak perlu membandingkan potongan hidup kita dengan orang lain karena kita memiliki jalannya masing-masing. Selambat-lambatnya kamu menyusun puzzle, jika kamu berusaha dan terus mencoba pasti akan mendapatkan gambar yang sempurna dan proses manusia memang berbeda-beda yang pada akhirnya tujuan mereka tetap sama.” Lanjut Farhan menjelaskan.
Dina tersenyum dan paham dengan penjelasan Farhan. Ia sadar bahwa setiap proses manusia memang berbeda-beda. Ia hanya cukup bersabar dan berusaha agat mencapai tujuan yang sama.