Oleh: Isnaini Hikmatul
Sumber Gambar: freepik.com |
Aku selalu merasa ada yang hilang. Seperti ada celah yang tak bisa kuiisi. Dalam hatiku selalu bertanya ada apa dengan diriku?
Luka itu kini kembali lagi, bahkan sudah ada sejak lama sampai aku lupa bagaimana caranya hidup tanpa dibayang-bayangi luka ini. Setiap kali aku menatap cermin, ada bayangan seseorang yang tak aku kenal, seolah itu bukan aku. Rasanya seperti ada sesuatu yang mengikatku dan tidak membiarkanku bebas
Luka ini bukan luka fisik. Ia tidak ada bekas fisik, tidak ada darah yang mengalir. Luka itu adalah kata-kata jahat yang menghantui, dari tuntutan mereka yang tak pernah berhenti. Kata-kata itu berasal dari orang yang kucintai, yang seharusnya menjadi tempat ternyaman bagi diriku. Tetapi mereka malah menciptakan luka yang tak pernah sembuh.
"Kenapa kamu tidak seperti anak lain? kenapa selalu gagal? kamu tidak pernah bisa diandalkan!"Aku masih ingat betul kata kata yang ibu lontarkan kepadaku kala itu. Kegagalanku adalah suatu penghinaan di mata mereka. Memang pada awalnya aku cukup memahami. Namun, kini aku merasa bahwa memang diriku tidak cukup. Tidak cukup pintar, tidak cukup berharga, tidak cukup beruntung dalam segala hal.
Seiring berjalannya waktu aku mencoba untuk berlari dari perasaan itu. Aku mencoba melupakan dan berusaha menjadi seseorang yang membanggakan. Namun saat gagal, kata-kata itu kembali menerjangku. Menciptakan luka yang kian hari kian melebar.
Aku lelah hidup bersama luka itu. Namun sampai kapan aku harus hidup seperti ini?
Aku tahu luka itu tidak akan pernah hilang bahkan sampai aku mati. Tapi hari ini, aku bertekad untuk berdamai.Aku lelah terus menerus membenci bagian dari diriku sendiri.
Luka ini bukan musuh. Ia adalah jejak yang membuktikan bahwa aku pernah gagal, jatuh dan kini aku berusaha untuk bertahan. Aku tidak butuh menjadi sempurna. Yang aku butuhkan hanya berdamai pada diriku yang retak.
Jadi, hari ini aku bertekad untuk bangkit. Bukan karena lukaku yang sudah sembuh, Namun, aku mencoba untuk berjalan bersamanya.